Red Bobblehead Bunny

Friday, March 29, 2013

Your Love Is My Drug

Posted by Feren Marcelina at Friday, March 29, 2013

~KRINGKRINGKRING~
Perlahan aku membuka kedua mataku. Walaupun rasanya masih sangat berat. Saat aku berdiri, tiba-tiba dadaku terasa berat sekali. Aku pun memeganginya sambil menahan rasa sakitnya. Aku pun secara perlahan menuju ke meja belajarku yang terletak tidak jauh dari tempat tidurku. Aku segera membuka botol obatku. Disana tertulis “3x1 sehari sebelum makan”. Aku pun mengambil sebutir tablet yang ada di dalam botol tersebut dan menelannya. Aku pun meraih jam beker yang ada di meja belajarku yang daritadi masih berdering kencang. Aku pun melihatnya, 4:00 a.m. Mungkin menurut kalian ini terlalu pagi. Namun menurutku tidak. Karena aku sudah terbiasa dengan semua ini.
Aku pun meraih handukku dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, aku pun keluar dari kamar mandi. Aku kembali mendatangi meja belajarku untuk mengambil sisir dan gel rambutku. Aku menyisir rambutku yang bewarna coklat mengkilap ini secara perlahan. Tidak lupa aku memberi gel pada rambutku dan sedikit membuat rambutku bergaya. Supaya terlihat lebih cool, mungkin. Setelah selesai, aku segera mengambil kunci mobilku yang ada di dalam laci meja belajarku dan tidak lupa aku membawa botol obat tersebut dan memasukkannya ke dalam tasku. Aku pun mengaca sejenak dan segera mengunci kamarku. Aku turun ke lantai 1, karena kebetulan kamarku berada di lantai 2. Seperti biasa, ruang makan masih terlihat sepi. Aku sengaja tidak menyapa ayah, ibu, dan kedua kakakku. Karena aku yakin bahwa mereka pasti masih terlelap dalam dunia mimpi. Aku segera menuju ke ruang makan dan membuat sarapan pagiku sendiri. Aku melahap semangkuk sereal dengan susu putih yang dituangkan diatasnya dan segelas air putih dingin. Setelah melahap habis makananku tersebut, aku pun melihat ke arah jam tangan di tangan kiriku. Waktu menunjukkan pukul 4:45 a.m. Aku pun memutuskan untuk segera berangkat menuju ke rumah Dakota, sahabat terbaikku. Aku membuka pintu rumahku, namun aku sengaja untuk tidak menguncinya. Karena aku tahu, Bu Sari akan bangun tidur pada pukul 5:00 a.m.
Seperti biasanya, aku membuka pintu garasiku sendirian dan melihat terdapat 5 mobil disana. 1 milik ayahku, 1 milik ibuku, 1 milik Kak Tanner, 1 milik Kak Alexa, dan 1 lagi tentunya milikku. Aku pun membuka pintu mobilku dengan logo Ford di bempernya. Aku pun mengendarainya untuk keluar dari garasi. Lalu aku turun, untuk menutup kembali pintu garasinya. Tak lama setelah aku menutup pintu garasi, aku pun mengendarai Ford-ku dengan sangat cepat, karena jalanan tentunya masih sepi. Pukul 5:00 a.m., aku sudah sampai di depan rumah Dakota, yang terlihat sangat sepi pagi itu. Rumah yang tidak terlalu besar dan sederhana, namun terlihat sangat nyaman dan indah. Aku pun menekan bel rumahnya dan berbunyilah ~TENGTONG~. Dan tak lama kemudian, seorang perempuan berbaju sederhana keluar untuk membukakan pintu rumahnya.
“good morning, may I meet Dakota?”
“are you Greyson? Of course, you may”
“thank you”
“anytime”
Wanita itu pun mempersilahkanku untuk masuk ke dalam rumah tersebut.
“Dakota is still sleep on her room right now. But you can see her in her room if you don’t mind”
“of course, thank you”
“no problem”
Aku pun berjalan menuju kamar Dakota yang terdapat di lantai 2. Aku mengetuk pintu kamarnya dan berteriak.
“Dakota? Wake up please!”
“….”
Aku pun mencoba mengetuknya sekali lagi sambil meneriakkan kata-kata yang sama. Namun seperti yang terjadi tadi, tidak ada respon dari dalam kamarnya. Aku pun mencoba membuka pintu kamarnya, yang kebetulan tidak terkunci. Aku membukanya perlahan. Dan, terlihatlah, seorang perempuan sedang tertidur pulas di ranjangnya. Aku pun duduk di pinggir ranjangnya sambil mencoba membangunkannya.
“Dakota Dennys, wake up please?”
Namun masih tidak ada respon darinya. Aku pun menatap wajahnya dalam-dalam.
“she’s so cute anyway. And I love her eyes”
Dan tak disangka, ternyata Dakota pun membuka matanya sambil tertawa.
“why are you laughing?”
“hahaha no, I just heard all you said”
“what?! Oww you’re really annoying”
“hahaha peace”
“okay. So you would take a bath right now. You look bad anyway”
“hahaha no I’m not. You said that I’m cute and you love my eyes hahaha”
“oww stop it please. It was my fault to said that”
“hahaha okay, I’ll take a bath. But, would you go out from my room? I didn’t mean to eject you. But you have to. Sorry”
“no problem, thank you”
“well”
Aku pun meninggalkannya yang masih duduk di ranjangnya sambil tersenyum. Aku menunggunya di depan ruangannya. Sekitar 20 menit kemudian, ia pun keluar dari ruangannya dan terkejut karena melihatku yang menunggunya daritadi.
“why did you wait me here? I mean, why didn’t you wait me at the living room?”
“hahaha it’s no problem”
Aku pun bersujud dihadapannya sambil menawarkan tanganku. Berulah seolah seperti seorang pangeran yang hendak menggandeng putrinya. Ia pun tersenyum dan menerima tanganku.
“thank you my prince”
“you’re welcome my beautiful princess”
Kami pun bergandengan tangan dan sampai di depan tangga, aku pun menghentikan langkahku.
“why?”
“no just. Kiss my cheek, my princess?”
“hahaha of course”
~CUP~
Ia pun mencium pipiku. Aku tersenyum, ia juga tersenyum.
“thank you”
“not mind”
Kami berdua pun melanjutkan berjalan menuju lantai 1.
“c’mon Grey, we can late!”
“no, just eat your breakfast”
“no need, I can eat it in school”
“whatever”
Aku pun membuka mobilku dan segera mengemudikannya menuju ke sekolah.
*ARRIVED*
“Dakota”
“what?”
“I want to tell you something”
“what about?”
“it’s about love”
“what do you mean?”
“well cause you’re the one and the only my best friend forever, so I could tell you about this”
“what? Just tell me what”
“I’m in love with someone”
“who? Omg… congratulations!”
“hahaha thanks. She’s Leila. I want to explain it to her, but I’m nervous to do that”
“why? You’re handsome, tall, talented, and nice! You’re funny too and kind! So, what are you waiting for? Tell her!”
“hm… thank you Dakota, you’re the best of the best bestfriend I ever had”
“hahaha thank you”
“but,, would you help me?”
“help you what?”
“how about the gift? A bucket of flowers? Or a dinner or a dating maybe?”
“hahaha don’t be worry about that. I’ll help you”
“thank you!”
“you’re welcome”
Dakota pun bersedia untuk membantuku. Hingga pada saat malam tiba, Dakota sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari dinner, gift, flower, candle, serta dekorasi ruangannya.
“Leila”
“what?”
“don’t you know why I invited you to dinner with me tonight?”
“hahaha no. just tell me why”
“because… because…. I’m falling in love with you!”
Leila menunjukkan ekspresi ketidakpercayaannya. Ia pun tersenyum dan mengangguk.
“so, I’m yours tonight”
“yeah. You’re mine”
Kami berdua pun berpelukkan dan aku pun mendekatkan wajahku dengannya dan mencium bibirnya dengan lembut. Walupun ini bukan my first kiss, namun aku menikmatinya. Kau tahu? I did my first kiss with Dakota when we were 9.. It’s crazy right? Hahaha.
Aku pun melepaskan ciumanku dan kami saling tersenyum dan memandang satu sama lain.
Hari ini memang hari bersejarah untukku. Karena,, aku resmi berpacaran dengan Leila. Yeeee! \m/
~SKIP~
“how was your…” pembicaraan Dakota pun terputus setelah Leila datang menghampiriku.
“sorry Dakota, I’ll call you later!” teriakku menjauh karena lenganku ditarik oleh Leila. Namun aku tahu, wajah Dakota menunjukkan seperti seseorang yang sedang cemburu.
“what are you doing with her, huh?!”
“hey, she’s my bestfriend since we were 5. So it’s usual”
“ow, so, are you trying to get away from me?!”
“nooo… I love you so much, Leila. But you have to understand me”
“it’s okay. If you dare to keep in touch with her, I’ll kill myself”
“ow please.. do not threathen me like that”
“well”
Aku tidak menyangka. Ternyata Leila itu cewek yang egois. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaanku. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Egois.
Well, dokter sudah melarangku untuk tidak emosi. Namun kali ini aku emosi. Dan emosiku ini menyebabkan penyakitku kumat lagi. Aku memegangi dadaku yang terasa sangat sakit. Bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Tiba-tiba, Dakota melihatku dan menghampiriku. Aku berusaha untuk mengusirnya, karena aku tidak mau Leila memutuskan aku.
“Grey.. what happened…”
Aku langsung memotong ucapannya.
“sorry. But you have to go away from my life”
“why?” tanyanya dengan tangis yang ditahan.
“nothing, just go away”
Dengan sangat terpaksa, aku harus mengeluarkan kalimat-kalimat menyakitkan itu dari bibirku. Karena aku takut, Leila akan mengetahuinya.
~SKIP~ ~PULANG SEKOLAH~
Biasanya, aku selalu mengantarkan Dakota untuk pulang ke rumahnya. Namun sekarang tidak. Aku akan selalu ada untuk Leila. Aku hanya bisa memandang Dakota dari kejauhan. Biasanya, aku selalu melihat dia. Dia pulang sendiri dengan jalan kaki. Sebenarnya, aku merasa sangat kasihan dengannya. Tapi, apa boleh buat?
Aku menunggu Leila di pintu gerbang. Namun mengapa ia tidak keluar juga?
“how dare you! If you still keep in touch with him, I’ll kill you someday!”
“hahaha… what’s your business?! It’s not your problem, girl!”
Aku melihat pertengkaran mereka dari kejauhan. Sebenarnya, ingin sekali rasanya membawa Dakota segera pergi darinya. Tapi bagaimana? Leila! Leila! Leila! Aku terus melihatnya dari kejauhan, sampai sampai…
“awwww!! You hurted me!!!”
“as you know, I said that I’ll kill you someday, if you still try to keep in touch with him. He’s mine, not yours!”
“but he’s my bestfriend! don’t you know it?! Fool!”
“how dare you!”
Aku melihatnya… Leila… Ia sudah menampar Dakota sebanyak 3x! dan aku juga melihatnya terlihat sangat kesakitan. Dan ia… ia… ia menangis! </3
Sampai akhirnya, aku melihat Leila pergi meninggalkan Dakota untuk menghampiriku. Aku pun segera berakting seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
~SKIP~
Hari-hari yang kulalui bersama Leila terasa hambar. Karena Leila sangat egois. Ia tidak pernah mengijinkanku untuk menyapa Dakota. Dan Leila juga menyuruhku untuk ikut mem-bully Dakota. Apabila aku tidak melakukannya, dia akan membunuh Dakota atau akan bunuh diri. Aku semakin takut dengan ancamannya yang bisa dibilang ‘GILA’ tersebut. Dan bodohnya,, aku menuruti apa yang ia katakan! Betapa bodohnya aku.
*BYURRR*
“ouch!!” teriak Dakota. Sebenarnya aku memang tidak tega melihatnya seperti itu. Tetapi ini demi kebaikan kita berdua.
“hahaha… you enjoyed it?! Hahahaa it was your punishment!” teriak Leila di depan Dakota.
“hahaha listen it! Or maybe,, you don’t have ears? Hahaha. Such a fool girl!” bullyku dengan sangat terpaksa.
“okay Greyson, I’m really disappointed about all of this! Remember? I was the girl who helped you to be her boyfriend! But is this how you thank me?! Huh?!!! Are you satisfied??! Hahaha thank you”
Aaaaaa aku tidak tega melihatnya! Rasanya ingin sekali aku memeluknya dan mencium pipinya.
“not mind” jawabku datar lalu langsung pergi meninggalkannya, karena aku tidak tahan melihatnya. Aku tak tega.
***
Hari demi hari, bulan demi bulan sudah kulalui bersama dengan Leila. Dan selama 6 bulan ini, aku juga merasa bahwa penyakitku ini semakin parah. Dan aku juga tidak tega melihat Dakota yang harus di-bully olehku dan oleh Leila SETIAP HARI.
“Leila…” panggilku. Oh ya, hari ini adalah hari annivku dengan Leila.
“what, hun?”
“I just want to tell you something”
“what about? Oh yeah. This is my gift for you”
“wow, what is this? Thank you”
Aku pun membuka hadiahnya, dan ternyata.. itu…. Itu… itu sebuah pisau! Sebuah pisau yang diberi hiasan berupa pita bewarna merah di pegangannya. Rasanya ngeri sekali memegangnya.
“huh?? What do you mean??” tanyaku kepada Leila.
“hahaha don’t ask about that. I just want you to kill her today, as your anniversary gift for me”
Aku terbelalak kaget. Kali ini ia benar-benar keterlaluan! Baru saja aku ingin mengungkapkan bahwa aku sudah tidak menyukainya, dan aku ingin putus dengannya, namun sekarang? Ia menyuruhku untuk membunuh sahabat yang paling aku sayangi dan aku… CINTAI. Ya, walaupun kami sempat bermusuhan selama 6 bulan terakhir ini, tetapi aku mulai merasa ada perasaan diantara kami berdua, atau mungkin hanya ada di pihakku. Ya, I LOVE HER SO MUCH, I LOVE HER MORE THAN LEILA, AND MORE THAN MY LIFE. If it needed, maybe I’ll give my life for her. What does it mean? Yeah, I’ll die for her. Just for her. Not anyone else. Just her. Tapi sekarang, apa yang harus aku katakan kepada Leila mengenai pisau ini? Dipihak satu, aku takut aku akan membunuh Dakota dengan tanganku sendiri. Namun dipihak lain, aku takut Leila akan bunuh diri. Serba salah. Mungkin itu lah yang terjadi pada diriku, sekarang.
“what?!”
“what?! Are you crazy or what? Don’t you love me? If you love me, proof it!”
“no with this one” jawabku santai.
“what do you mean?! Did you mean, you refuse it?!”
“if yes, what will you do?”
“I’ll kill you first, then I’ll kill myself”
“how about if I’ll kill you first? Tanyaku, lagi-lagi dengan ekspresi santai. Yang membuatnya semakin kesal.
“well if you don’t love me”
“yes it does”
“what do you mean?”
“I don’t love you again anymore. I’m in love with someone”
“I bet you’re in love with Dakota”
“hahaa you true”
Aku pun membuang pisaunya tepat di depan Leila. Leila hanya menunjukkan ekspresi ‘dendamnya’. Namun aku hanya tertawa melihatnya dari kejauhan.
Aku pun berjalan-jalan di sekitar perpustakaan. Saat sedang berjalan, tiba-tiba aku melihat Dakota yang baru saja keluar dari perpustakaan. Mungkin ia habis membaca novel. Karena membaca novel merupakan satu-satunya hobi yang ia punyai.
Aku pun menarik tangannya sampai tubuhnya jatuh di pelukanku.
“what are you…”
Ucapannya terpotong ketika aku mulai mengelus-elus rambutnya yang halus tersebut. Dan aku dapat merasakan bahwa jantungnya berdegup kencang. Demikian pula jantungku. Aku melihat matanya yang tidak menatapku daritadi. Aku pun mengangkat dagunya dan menangkap pandangannya. Ia pun berusaha untuk melepas pelukanku, namun aku tidak akan membiarkannya. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
“what?!” tanyanya masih dengan nada yang kesal
“nothing. You’re really beautiful”
“not as beautiful as Leila”
“no, you’re more beautiful than her”
Secara tak sadar, ternyata daritadi Leila mengawasiku dan Dakota yang sedang berpelukan. Ia mengawasi kami sambil membawa pisaunya. Namun aku tak menghiraukannya, karena aku tahu, dia tak akan berani melakukan apa-apa saat ini. Ini adalah sekolah. Dan sekolah kami memasang CCTV pada setiap sudutnya, namun tidak pada sekitar perpustakaan.
Aku pun melanjutkan ucapanku.
“you’re perfect”
“what?!” tanyanya tak percaya.
“just close your eyes” jawabku santai.
Dan bodohnya, ia pun menutupkan matanya. Aku pun mendekatkan wajahku ke wajahnya. Hidung kami pun bersentuhan. Dan akhirnya, bibir kami pun bersentuhan. HOW SWEET IT WAS.
Leila pun datang dengan muka kesalnya sambil menarik Dakota. Otomatis aku melepaskan ciumanku dan pelukanku.
“how dare you!” bentak Leila sambil membawa pisau di tangannya, yang siap untuk menusuk Dakota. Aku pun berusaha melepaskannya dengan penuh emosi. Dan ya, aku kembali merasakan sakit di dadaku. Tetapi aku berusaha menahan rasa sakitnya. Namun secara tak sengaja, pisaunya mengenai telapak tanganku. Dan anehnya, darahku sukar berhenti. Leila terus menatapku dengan perasaan yang penuh dengan kekesalan, kekecewaan, dan kekhawatiran. Namun aku tak menghiraukannya. Namun sedikit untung bagiku, karena pisaunya mengenai tangan kiriku, bukan tangan kananku. Sehingga aku bisa menggunakan tangan kananku untuk menulis, melakukan sesuatu, menggandeng Dakota, dan merangkulnya.
“are you okay?” tanya Dakota
“I’m okay, don’t worry”
“c’mon, I’ll take you some betadine and bandage!”
“no need. I just need you next to me so I’ll recover”
“no. c’mon”
Setelah sampai di UKS, Dakota pun memberi mengolesi betadine pada telapak tanganku secara lembut dan halus. Kemudian ia membalutkan perban di tanganku. Aku merasa sangat nyaman, berada di dekatnya.
“thank you”
“no problem”
~SKIP~
Hari ini adalah hari ulang tahun Dakota! Aku sudah membelikannya boneka Micky Mouse. Karena Micky Mouse adalah tokoh kartun favoritnya. Namun pagi itu sangat sepi. Leila tidak menghubungiku pula. Biasanya dia paling suka menelponku. Mungkin dia masih kesal karena kejadian kemarin siang. Aku pun mencoba untuk menghubungi Dakota melalui skype. Inilah bunyi percakapannya:
Greysonnnnn: hi sweetie <3
Girldakota: hi. What’s up? J
Greysonnnnn: nothing. Happy b’day! ^^
Girldakota: hahaha u remember it? Omg thanks greyyy :D
Greysonnnnn: ofc I remember it. It’s a special day for me too :*
Girldakota: why? :O
Greysonnnnn: because you’re my princess :*
Girldakota: hahaha and u are my prince :*
Greysonnnnn: hahaha thank honey! :*
Girldakota: :*
Greysonnnnn: may I have dinner with u tonight, my pretty princess? <3
Girldakota: ofc my handsome prince <3
Greysonnnnn: Paradise Restaurant, 7 p.m. please make your face more beautiful. And please wear your best dress!
Girldakota: hahahaa okayy. But, I have to go now. Bye!
Greysonnnnn: bye!
Percakapan mereka pun berakhir.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6:30 p.m. aku pun berniat untuk berangkat lebih awal. Oh ya, tak lupa semua dekorasi sudah kuatur ONLY FOR HER :* .
Aku memakai shirt bewarna putih dengan jas bewarna hitam. Rambutku kubuat naik pula menggunakan gel. Aku mengenakan celana jeans dan sepatu converse bewarna hitam. Aku mengambil kunci mobilku dan berangkat! Tak lupa aku membawa hadiah yang sudah aku persiapkan dari kemarin.
~SKIP~ ~ARRIVED~
Aku terkejut melihat semuanya. Semua dekorasi dan acara hancur. Dan aku melihat seorang perempuan membawa pisau dan dia berdiri tepat di belakang Dakota yang sedang menungguku dengan ekspresi yang penuh dengan kekecewaan. I’m sorry Dakota :”(. Aku mencoba melihatnya secara seksama. Ternyata perempuan yang bediri tepat di belakang Dakota adalah LEILA! OMG AKU TIDAK MENYANGKA IA AKAN MELAKUKAN SEMUA HAL GILA INI! I HATE HER SO MUCH! Aku berusaha berlari mengejarnya karena aku takut ia akan benar-benar membunuh Dakota. Aku pun berlari dengan sekuat tenaga dan akhirnya aku bisa memeluk hangat tubuhnya. Namun aku merasa ada darah segar yang menetes dan jatuh di pipi kananku. Aku pun memberanikan diri untuk melihat ke atas. Dan dia… dia… dia….. dia….. dia mengeluarkan darah dari mulutnya. Betapa kagetnya aku melihatnya. Aku pun melepaskan pelukanku dan melihat DAKOTA JATUH DI DEPANKU DENGAN PERUT YANG BERLUMURAN DENGAN DARAH! Aku. Sudah. Terlambat. Aku pun menangisi Dakota yang sudah terbaring kaku di depanku. Aku pun terus menangis hingga seseorang mengulurkan tangannya tepat di depan wajahku. Aku menengok ke atas dan dia adalah orang yang paling aku benci. Dia adalah LEILA. Dia tersenyum ke arahku sambil masih membawa pisau yang berlumuran dengan darah. Aku pun emosi. Aku pun murka. Aku pun berdiri dan memandangnya dengan penuh rasa dendam. Dengan tiba-tiba, ia menjatuhkan pisaunya dan memelukku erat. Aku hanya diam saja, menahan emosi. Dan secara kurang ajar, dia hampir mencium bibirku. Aku pun langsung menamparnya dan mendorongnya. Kali ini aku benar-benar murka. Hingga tiba-tiba penyakitku kambuh lagi. Ya, penyakit jantungku kambuh lagi. Aku pun memegangi dadaku yang terasa sangat sangat sangat sakit ini dan berusaha untuk menahannya. Hingga tiba-tiba aku jatuh. Aku tak sadarkan diri lagi. Namun sebelum aku terjatuh, aku sempat melihat dengan samar-samar bahwa aku berbaring tepat di sebelah Dakota. Walupun aku sudah tiada, namun aku merasa bahagia karena dapat pergi bersama-sama dengan Dakota, selamanya. Dan aku bahagia, karena aku tidak akan merasakan sakit yang sangat sakit lagi setelah aku tiada. Aku hanya akan merasakan kebahagiaan karena dapat bersamanya selamanya. Ya, dia adalah Dakota, she was my drug of everything in my life.

0 comments:

Post a Comment

 

SimpleTeen(•”̮ •)з Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting