Red Bobblehead Bunny

Monday, April 1, 2013

Never Gonna Leave You

Posted by Feren Marcelina at Monday, April 01, 2013

“Connie…”
“yeah Grey?”
“I love you”
“huh? What do you mean?”
“sorry, it was a joke! Hahahahaha”
“uhhh Grey!”
“chase me if you can!”
“watch up!”
Aku mengejar Greyson sekuar tenaga.
Namaku Charlotte, biasa dipanggil Greyson dengan panggilan sayang Connie. Yap, Greyson Chance adalah sahabatku. Walaupun kami baru menjalinnya 1 tahun, namun kami sudah sangat akrab. Sampai-sampai, banyak teman yang mengira bahwa kami berpacaran. Padahal tidak._.
“uhh Grey, I’m exhausted. It’s better if you stop it”
“hahaha, as you know, I will never give up” ucap Greyson sambil terus berlari. Dan dengan sangat terpaksa, aku harus mengejarnya._.
“please Grey, stop it! Or I’ll unfriend you”
“whatever?!”
“uhh Grey I hate you!”
“hahaha I bet you’ll never hate me!”
“Greyson!!!!!”
Kami terus bermain kejar-kejaran. Seperti anak TK saja. Padahal usia kami sudah 15 tahun.
*BRUKKK*
“aaawww!!!”
“Greyson!!!” aku pun terkejut melihat Greyson terjatuh. Aku segera menghampirinya.
“hey loser” ucap Simon dengan nada yang sangat amat menyebalkan.
“hey! I’m not a loser, but you are!” bantah Greyson.
“how dare you!”
Simon mulai menarik lengan Greyson. Namun aku tidak hanya diam saja. Aku langsung mengejarnya.
“hey you!” teriakku dari belakang Simon.
“hahaha, little weird loser girl. What do you want?” ucap Simon.
“I want my Greyson back!” teriakku.
“your Greyson? Did you mean, this little loser?”
“I’m not a loser. I can proof you that I’m better than you” ucap Greyson tiba-tiba.
“oww really? C’mon give us a prove!” ucap Simon.
*DOSS!* Greyson pun memukul wajah Simon sampai hidungnya berdarah.
“how dare you!” Simon pun mulai mengepalkan tangannya dan siap untuk memukuli Greyson. Namun aku bertindak cepat. Aku langsung memegang tangannya dan kutendang perutnya. Ia pun terlihat kesakitan.
“okay. You lose. So, please go away from our life!” bentakku.
“okay. But not with this loser!” ucap Simon sambil menunjuk ke arah Greyson. Ia pun meninggalkan kami dengan ekspresi malunya.
“hahaha dia bener-bener payah” ucapku.
“dan kamu bener-bener hebat” jawab Grey.
“hebat apanya? Cuma kutendang perutnya. Lagian aku kan gak bisa berkelahi dan aku cewek."
“hahaha,. Walaupun kamu cewek, tapi kamu gak payah kok. Malahan kamu lebih hebat dari aku. Buktinya kamu bisa ngalahin dia kan, dan aku enggak."
“denger ya GREYSON MICHAEL CHANCE. Kamu Cuma perlu mengubah semua gaya nerd kamu. Liat ini, model rambut apaan coba?” ejekku kepada Greyson. Aku melihat tampang Greyson terlihat kesal.
“hahaha jangan marah gitu dong. Lagian apa yang aku katain bener kan?”
“iya juga. Trus aku harus gimana?”
“sini!” aku pun memberikan cerminku ke Greyson.
“liat ya. Style kamu itu payah banget tau gak. Mungkin itu sebabnya kamu dibully terus sama Simon and the geng. Apa kamu gak bosen ngejalanin hidup kaya gitu? Kalo aku sih mending ubah style daripada digituin terus” ujarku terus terang.
“styleku emangnya gimana sih?” ucap Greyson sambil menoleh ke arahku. Aku tersenyum dan menolehkan wajahnya kembali ke arah cermin.
“ini. Rambut kamu itu nerd banget. Apalagi ini, kacamata tebel banget. Trus ini, kalo pake baju itu jangan dikancingin semua sampe leher. Dan ini,” ucapku sambil menunjuk ke arah bibir Greyson.
“kalo ngomong jangan dimanyunin mulu. Okeh??” lanjutku sambil tertawa.
“siap bos!”
“tapiiii…”
“tapi apalagi?”
“mm… kamu lupa ya?” ucapku menggodanya.
“oh iya”
*cup*
“nah gitu dong anak manis” ujarku sambil mengacak-acak rambut Grey.
“ih kamu._.”
“hahaha. Yaudah, balik ke rumah yuk, udah siang nih, ntar dimarahin lagi._.”
“hahaha iya Connieee”
Kami pun berjalan bersama sambil bergandengan tangan. Sepanjang perjalanan, kami hanya bercanda bersama.
Setelah sampai di depan rumahku, kami pun berpisah karena rumah Greyson ada disamping rumahku.
“bye Greyson! Jangan lupa buat ubah style mu!” teriakku sebelum meninggalkannya.
“hahaha okesip. Eitsss” jawab Grey sambil menahan tanganku.
“apa lagi Grey?”
“besok dateng ke rumahku ya, aku minta bantuan untuk ngubah style ku ini. Kamu kan cewek, jadi pasti kamu akan tau gimana selera cewek rata-rata”
“hahaha ofc Grey aku akan bantu kamu kok. Tenang, aku kan jago ngatur rambut. Hahaha yaudah ya.”
“eitsss”
“apa lagi? -_-“
*cup* Greyson mencium pipiku.
“oh iya, hehehe makasih” ucapku sambil tersenyum.
“sama-sama, sweetie” Greyson pun pulang ke rumahnya.
‘waitttt…. Tadi dia panggil aku apa?! Kayanya bukan Connie deh._. aiss udahlah lupain’ batinku.
-next day-
-toktoktok-
“come in!” teriak Greyson dari dalam rumah. Aku pun segera membuka pintu rumahnya yang sengaja tidak ia kunci, mungkin.
“come on Connie, quickly!” teriak Greyson dari atas loteng.
“iye iyeee”
Aku pun berjalan menaiki tangga dan Greyson langsung menyambutku di depan kamarnya. Ia langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam kamarnya.
“Grey, punya sisir gak?”
“buat apa emang?”
“buat nyendok”
“apa bisa?”
“hihhh ya buat sisiran bloon!._.”
“hahaha jangan marah dong..”
“iye”
“nih”
“makasih”
Aku pun duduk di pinggir ranjang Grey, lalu ia menyusulku untuk duduk tepat di sebelahku.
“gimana, styleku?” tanya Grey sambil menunjuk dirinya sendiri.
“oh iya lupa. Sorry sorry”
Aku pun segera menyuruh Greyson duduk di depan cermin. Aku segera membuka isi tasku dan mengeluarkan semua yang ada di dalamnya.
“yaampun, kamu bawa apa aja?”
“ih kepo amat sin. Diem aja.”
Aku mulai menyisir rambut Grey dengan lembut, berlagak seperti petugas salon.
“gak usah terlalu berakting deh” ledek Grey sambil melihatku di cermin.
“kamu kalo gak bisa diem aku pulang hlo”
“eh nggak deng. Maaf”
Aku tidak menjawab perkataan Grey. Aku terlalu sibuk mengatur rambutnya.
Setelah menyisir rambutnya, aku pun mengolesi gel pada rambutnya. Oh iya, kebetulan hari ini hari Sabtu, jadi sekolah kami libur. Setelah aku mengolesinya, aku pun menaikkan rambut Greyson jadi jambul gitu :3 . ahh keyen deh pokoknya :3 .
“wah Grey, kamu jadi cool banget sih Grey, hahaha” pujiku.
“ahmaca? Enelan? Ciyus? Cungguh? Miapah?”
“ih Grey alay banget sih kamu”
“hehehe”
Aku pun melanjutkan ‘mendandani’ Greyson.
“sini Greys” aku pun melepas kacamatanya.
“mau apa kamu?!”
“ih biasa aja lagi. Mau kukasih iniii!” ucapku kegirangan sambil menunjukkan kontak lens bewarna coklat.
“apaan itu?!”
“kamu itu emang dasarnya bloon atau gimana sih? Masa kaya ginian aja gak tau. Ini namanya kontak lens bloon”. Greyson kembali menunjukkan ekspresi kesalnya.
“hehehe maaf deh, canda aja, jangan marah dong” mohonku
“iya iya aku gak akan pernah marah sama kamu._.”
“oke baguslah”
Aku pun memasangkan kontak lens pada mata Greyson.
“nah,, kalo gini kan keliatan lebih cakep”
“makasih”
Selanjutnya, aku menyuruh Greys untuk mengambil bajunya yang paling keren yang ia miliki.
“oke, sekarang pake! Tapi jangan disini, aku gak mau liat”
“ihh biasa aja kali”
Grey pun langsung melepas kaosnya di depanku, aku pun berteriak.
“aaaaaaaa!!!!!!!!!! Greyson!!!!!!!!!!!!!!”
“sssttt malu-maluin aja” ujar Grey sambil menutup mulutku.
“lagian kamu sih Grey.. aaaaaa….” Ujarku sambil terus menutup mataku dengan kedua tanganku.
“udah belom?” lanjutku.
“udah nih. Tapi kancingnya gimana? Kata kamu gak boleh sampe leher?”
Aku pun perlahan membuka mataku dan kembali berteriak.
“aaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!”
“apaan lagi sin, alay banget deh. Biasa aja lagi”
“kenapa belom dikancing sama sekali sih Grey???? Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” ucapku sambil terus menutup mataku dengan kedua tanganku.
“hih. Udah ini….” Jawab Grey.
Aku kembali membuka mataku dan tertawa.
“ngapain kamu ketawa?! Ih dasar aneh”
“hahaha… lagian sih kamu itu aneh-aneh. Masa pake baju aja gak bisa hahahaha”
“hihhh bisa lah! ._.”
“ihh jangan marah dong Grey. Nah kan udah aku bilang, kancingnya jangan sampe atas”
“hla terus sampe mana? Tadi kamu kutanya gak mau jawab”
“bukannya gak mau jawab, tapi gak berani liat”
“dasar aneh._.”
“sini.” Aku pun membuka kancing baju paling atasnya.
“nah gini kan keren” pujiku sambil tersenyum.
“ah nggak juga. Yaudah aku ganti celana dulu ya”
“iya”
Greyson pun masuk ke dalam kamar mandinya. Dan setelah ia selesai, ia keluar dari kamar mandi dan….. *JENGJENGJENGJENG!!!* speechless deh ngeliatnya._.
“Grey,,,”
“gimana?”
“sumpah Grey kamu keren banget!!!” aku pun langsung berlari dan memeluk Greyson erat.
“ngapain sih kamu, aneh”
“aku bangga punya sahabat se-cakep kamu. Kenapa gak dulu-dulu sih kamu kaya gini?”
“hahaha aneh. Yaudah yuk hangout”
“…..” Aku tak bisa berkata apa-apa karena terkejut bukan main. IA. MENGAJAKKU. HANGOUT. Baru kali ini aku tau dia bisa melakukannya. Hahaha.
Greyson terus menarik tanganku.
“Grey? Kita naik apa dong?” tanyaku.
“ahh diem aja”
Saat sampai di garasi, ia pun langsung membukakan pintu BMW-nya untukku.
“come in, my Connie”
Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya. “thank you my Greyson”
Grey pun mulai mengemudikan BMWnya dengan perlahan-lahan.
“and so, my little princess. Where will we go?” tanya Greyson sambil menoleh ke arahku dan terus menatapku.
“uhmm.. how about park?”
“your request received” ucapnya sambil terus mengemudikan mobilnya.
-arrived-
“come on, Connie cutie”
Aku tersenyum melihat tingkah laku Greyson.
Kami berdua pun duduk di salah satu kursi di dekat air mancur. Suasana pun hening.
“uhmm… Connie? May I buy you ice cream?”
“ofc, thanks”
Greyson pun pergi meninggalkanku untuk membelikanku eskrim.
“ini sudah setengah jam, kok Greyson lama banget sih” gumamku. Aku pun berjalan-jalan untuk mencarinya.
“lah itu Greyson sama… Lauren??! Watdahell! Dan mereka?? Berciuman!!! Damn. Mending aku pulang aja!” gumamku sambil menangis. Aku pun berlari dan Greyson menoleh untuk melihatku.
“Connie tunggu!!!!!!” teriaknya. Namun aku tak menghiraukannya. Ia telah ‘menyakitiku’.
Aku terus menangis. Sesekali, aku menghapus air mataku yang menetes di pipiku.
“please Connie…. Dengerin dulu penjelasanku!!” namun aku tak menghiraukannya. Sekali lagi, ‘ia telah menyakitiku’.
Aku pulang berjalan kaki.
-skip-
*otp*
“halo?”
“halo, ini Connie?” *wait… suaranya terdengar seperti LAUREN?!*
“iya”
“Greyson kecelakaan. Tadi waktu kamu pergi ninggalin dia, dia dengan tampang menyesalnya langsung masuk ke mobilnya dan aku liat dia nangis. Dan setelah itu, dia lngsng ngebut dan dia nabrak becak, eh nggak ding maksudnya nabrak angkot (?). Kamu buruan kesini, soalnya daritadi Greyson gak sadar dan terus nyebut-nyebut nama kamu. Please.. Ini buat kebaikan Greyson dan kita semua”
“oke aku kesana. Alamatnya?”
“jalan ting-ting ayu nomor 11 Kalimantan Timur. Eh nggak deng, maksudnya Edmond” *nih kenapa ya lauren drtd ndagel mulu? Gak lucu tau!*
“oke. Aku akan kesana”
-call ended-
“what?! Grey kecelakaan gara-gara aku?! I’m sorry Greyson…” gumamku.
Aku pun segera menuju ke rumah sakit tempat Greyson dirawat.
Setelah sampai di rumah sakit tersebut, aku segera menuju ke ruangan Grey dirawat. Sebelumnya, Lauren sudah memberitahuku dimana ruangannya.
“Lauren? Greyson gimana?”
“dia belom sadar sampai sekarang. Dan daritadi aku denger dia nyebut-nyebut nama kamu terus”
“maaf La, tadi aku emosi”
“aku juga minta maaf. Aku gak bermaksud buat bikin kamu jealous. Tadi aku cuma ketemu sama Greyson waktu dia beli eskrim. Trus aku tanya, dia beli eskrim buat siapa dan kenapa stylenya beda sekarang. Trus dia jawab kalo dia beliin eskrim buat pacarnya. Trus aku tanya sama dia, pacaran sejak kapan, dan dia jawab baru hari ini. Trus waktu itu rasanya aku pengen nangis. Karena sebenernya aku masih suka sama Greyson. Dan akhirnya aku pun minta last kiss dari Greyson. Dan dia pun ngasih. Maaf ya Connie,, kamu boleh membenciku kok”
“hm. Gapapa La, santai aja kali, lagian aku udah ngelupain semuanya kok. Dan btw, aku bukan pacarnya dia”
“hah?! Tapi kok Greyson bilang kalo kamu pacarnya?”
“nggak La. Dia itu Cuma sahabatku aja, nggak lebih”
“oh gitu. Yaudah aku pulang dulu ya, jaga Greyson baik-baik”
“oke”
Seketika itu dokter keluar dari ruangan Greyson.
“keadaan Grey semakin kritis. Saya anjurkan Connie masuk nemenin Greyson sejenak. Karena daritadi ia menyebut nama Connie”
“iya dok. Saya Connie. “
Aku pun memasukki ruangan Greyson dan melihat Greyson terbaring dengan perban di kepalanya dan goresan-goresan di wajahnya.
“Connie.. connie.. connie.. connie… connie….” Desahnya terus menerus.
“Greyson?”
“Connie!” teriak Greyson dan ia pun langsung membuka matanya secara perlahan. Memastikan apakah ini benar aku atau tidak, mungkin.
“yeah Grey. I’m sorry for..” ucapanku terpotong oleh Grey “I’m sorry, Connie”
“no, kamu gak salah Grey, tapi aku yang salah. Aku udah salah paham. Aku udah cemburu liat kalian berdua, padahal aku bukan siapa-siapa kamu, Cuma sekedar sahabat. Dan aku sudah buat kamu kaya gini. Maaf.”
“Connie.. kamu bukan hanya sekedar sahabatku. Aku menganggapmu lebih dari itu”
Greyson pun mulai menggenggam tanganku dan kemudian ia menarik wajahku ke arah wajahnya dan ia pun mencium bibirku. Setelah beberapa saat, ia melepaskan ciumannya dan mulai mengelus pipiku.
“Grey…”
“yeah, honey?”
‘what? Greyson manggil aku honey?!’ batinku.
“uhmm.. nothing.”
“Connie, may I ask yuou something?”
“of course. Ask me!”
“do you love me more than just bestfriend?”
Seketika aku terpatung. Aku tak bisa berkata-kata lagi dan aku… aku ragu harus menjawab apa. Di satu pihak, aku menyayanginya dan menyukainya. Namun di pihak lain, dia adalah sahabatku. Dan aku pernah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan berpacaran dengan sahabat sendiri. Namun, kurasa aku tidak bisa menentang perasaanku sendiri. Aku harus mengatakan apa adanya, sesuai dengan perasaanku yang sesungguhnya.
“Grey, I think I love you more than just bestfriend”
Aku melihat Greyson tersenyum menatapku. Walaupun ia masih terlihat lemas.
“but…”
“what hun??”
“I’ve promised to myself that I won’t be my bestfriend’s girlfriend”
“why?! Am I not enough for you?! You said that.. that… that I’m cool. Isn’t it? Or maybe you just lied me?”
“no Greyson, no! I love you more than bestfriend”
“but why did you refuse me?”
“I did not refuse you. Aku gak bisa nerima kamu soalnya kamu gak nembak aku” jawabku sambil tertawa. Seketika ekspresi Greyson yang semula kecewa berubah menjadi tersenyum.
“hahaha you’re naughty” ucapnya.
“and so, take my heart, maybe?”
“how sweet you are. Your heart was taken by me”
“thank you honey.. may I hug you??”
“of course. I’m yours now”
Ia pun tersenyum, dan aku pun memeluknya.
Tiba-tiba…
“ouch!” gerutu Greyson sambil memegangi dadanya.
“kamu kenapa Grey?”
“gak tau, dadaku sakit banget. Bisa tolong panggilin dokter sekarang?”
“baik Grey!”
Aku berlari sekuat tenaga untuk mencari dokter. Setelah menemukannya, aku langsung menyuruhnya untuk memeriksa keadaan Grey.
Dokter pun keluar dari ruangan Grey.
“Greyson gapapa kan dok?!”
“mm… dia butuh di-operasi sekarang. Ia mengalami pendarahan di dekat jantungnya. Mungkin karena terlalu keras menabrak, tubuhnya mengenai kemudi dengan keras”
Aku tak bisa menjawabnya. Seketika aku menangis. Kurasa, Greyson sudah sembuh. Namun ternyata tidak. Kondisinya drop. Dan ia butuh di-operasi sekarang juga.
“kalo gak di-operasi, gimana dok?”
“kemungkinan dia bisa meninggal”
Aku semakin tak bisa berkata-kata.
“dok, pleaseee sembuhin dia ya dok”
“baiklah, saya akan berusaha yang terbaik”
“terima kasih dok”
Sebelum Grey dibawa ke ruang operasi, aku menyempatkan diri untuk masuk ke ruangannya dan mencium pipinya. Tak kusangka, baru saja ia tersenyum karena ia sudah menjadi kekasihku. Namun sekarang?! Ia tak sadarkan diri.
“lekas sembuh, Grey” bisikku di telinga kiri Grey. Dan aku melihat bibirnya tersenyum tipis. Mungkin ia mendengar ucapanku.
-skip- -operasi selesai-
“gimana dok keadaan Grey?? Dia gak apa-apa kan dok?” tanyaku setelah dokter keluar dari ruang operasi.
“selamat ya, operasinya berhasil”
“makasih dok!!!” karena terlalu senang mendengar ucapan dokter, aku pun langsung memeluk dokter.
“yaudah, sekarang kamu boleh masuk, mungkin sebentar lagi dia sadar”
“baik dok” aku melepaskan pelukanku.
-3 days-
“Grey? Cepet sadar dong Grey.. I miss you..”
Ini sudah 3 hari, namun Grey tidak kunjung sadar. Dokter bilang kalau operasinya berhasil, namun kenapa Grey belum sadar sih?
Aku terus menunggunya sepanjang hari. Saat malam hari, aku merasa ngantuk dan aku pun tertidur dengan posisi kepala berada di pinggir ranjang dan posisi duduk. Saat sedang tertidur, aku merasa ada seseorang yang mengelus-elus rambutku dengan lembut. Aku pun terbangun dan langsung melihat ke arah jam *knp gak Greyson dulu ya?** Terserah yg buat gss dong :p*. ini sudah jam 01:00 a.m.
Aku menengok ke arah Greyson. Tangannya masih berada diatas kepalaku dan ia memandangku sambil tersenyum.
“Grey?? Kamu sudah sadar???” tanyaku.
Ia tidak menjawabku. Ia hanya tersenyum ke arahku sambil mengelus-elus pipi kiriku. Dia sangat romantis, menurutku.
“Grey? Boleh kutanya sesuatu?”
Ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum.
“will you ever leave me?”
Ia pun berpikir sejenak dan cemberut.
“maaf Connie, aku belum bisa jawab pertanyaanmu. Karena aku takut”
“takut kenapa Grey? Apa kamu bener-bener akan pergi meninggalkanku?”
“mungkin._.”
“Grey.. jangan bercanda dong Grey… Dan jangan buat aku khawatir… aku pengen kamu tetap hidup….”
Greyson pun tertawa.
“hahaha. Maksudku bukan itu Connie sayang. Tenang, aku gak akan meninggal kok” ucapnya sambil menggenggam tangan kananku ke dadanya. “kamu akan selalu ada disini” ucapnya sambil tersenyum.
“thanks Grey. You’re my everything”
“so are you, my Connie”
-skip-
Hari ini hari anniv yang ke 1 bulan sama Greyson. Greyson sudah berjanji untuk datang ke rumahku.
-toktoktok-
“yee… itu pasti Greyson”
Aku berlari menuju ke pintu dan membuka pintu.
*speechless* aku memandangi penampilan Greyson dari bawah sampai ke atas.
“hey?? Are you okay?” tanya Greyson sambil menaikkan daguku ke arah wajahnya. Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.
“great”. Greyson pun memberikan bucket mawarnya dan tungguu…. Ia memakaikanku sebuah kalung dengan liontin  berbentuk hati dengan ukiran G&C. Setelah ia selesai memakaikanku kalung tersebut, Grey pun mengeluarkan kalung yang sama dari dalam bajunya dan menunjukkannya kepadaku. Namun kalung Greyson sedikit berbeda dengan milikku, karena kalung Greyson berukir C&G.
“uhmm.. thanks Grey,. But, what does it mean?”
“G&C means Greyson and Connie. C&G means Connie and Greyson. Get it?”
“hahaha thank you Grey…” aku pun memeluk erat Greyson. Greyson pun melepaskan pelukanku dan langsung menggandengku menuju mobilnya. Tidak lupa aku meletakkan bucket mawarku di ruang tamu, supaya papa dan amma juga mengetahuinya :p .
“Grey, where are we going?”
“salon.”
“huh?! What do you mean?”
“kepo ah. Ikutin aja napa, haha”
“ih dasar. Hahaha”
Sepanjang perjalanan kami hanya bercanda dan membuat lelucon satu sama lain.
Setelah sampai, Greyson langsung menggandengku masuk ke dalam salon dan menyuruh pegawai salon mendandaniku secantik mungkin.
Pegawai salon pun mulai mendandaniku. Mulai dari make up. Make up natural saja. Karena aku tau kalau Greyson tidak menyukai perempuan yang berdandan ‘menor’. Selanjutnya adalah rambut. Pegawai salon pun mengeriting rambutku sehingga rambutku tampak bergelombang. Sesekali aku melihat ke arah Greyson melalui cermin. Dan ia memandangku sambil tersenyum, lalu kembali memainkan ponselnya. Dan sekarang kuku *aneh-aneh wae ya :3*. Kukuku dihias sedemikian rupa. Wow. Dan yang terakhir adalah dress. Greyson sengaja memilihkanku dress yang akan kupakai. Ia memilih dress bewarna merah selutut, dengan batulan pita bewarna hitam di pinggang. Hmm, menurutku dress nya sangat cantik! Aku memakai gaunku dan segera keluar menghampiri Greyson. Greyson menatapku dari bawah sampai ke atas.
“you look so gorgeous, my lovely princess” puji Greyson.
“thanks, my prince”
Greyson pun mulai menggandeng tanganku dan membawaku ke dalam mobilnya.
-skip-
“Greys, thanks for today. You’re amazing” ucapku.
“so are you, my princess. C’mon, dancing with me” ucap Grey sambil menjulurkan tangannya. Dan kami berdua pun mulai menari gaya Gangnam Style #ehnggakdeng maksudku kami berdua mulai berdansa. Dan tiba-tiba Grey menjatuhkan tubuhku di pelukannya. Ia pun melepaskan pelukannya dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kami berdua memejamkan mata dan bibir kami bersatu secara lembut. This’s my 2nd kiss with him. Ia melepaskan ciumannya setelah beberapa menit berlalu.
Setelah selesai berdansa, kami pun mulai menyantap dinner kami. Setelah selesai, Grey pun kembali menggandengku ke mobilnya.
Di perjalanan, aku tidak berkata apa-apa. Suasana hening. Keheningan pun terpecahkan setelah Greyson memulai percakapan.
“uhmm.. Connie. I want to tell you something”
“what, Grey?”
“I’m gonna move to LA tomorrow.”
Seketika air mataku menetes. Aku tak menyangka bahwa hari-hari indah bersamanya akan segera berakhir.
“really? Why?”
“don’t cry honey. I will never gonna forget you. You’re my everything. Ayahku ditugaskan untuk bekerja di LA, jadi terpaksa kami semua harus ikut dengannya”
“tapi kenapa kamu baru bilang sekarang Grey?”
Aku terus menangis. Hingga akhirnya Greyson pun memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan mulai menghapus air mataku dengan tangannya.
“honey, please do not cry! I know it’s my fault but… I must follow my family. So, I’m sorry.”
“so, is this the reason why you invited me to your dinner?”
“uhmm.. no.”
Aku tetap menangis. Kemudian ia memeluk kepalaku.
“I’ve said to you that I will never gonna leave you. Listen! You’ll be always in my heart” kata Greyson sambil menggenggam tanganku ke dadanya.
“but…”
Greyson masih tetap memelukku. Seakan-akan, aku adalah bonekanya. Lalu ia pun melepaskan pelukanku dan kembali mengelus pipiku.
“listen, I will always love you. Aku itu bukan tipe cowok yang gampang ninggalin cewekku”
Aku sedikit terhibur dengan ucapannya. Ia tersenyum menatapku, lalu kembali mengemudikan mobilnya.
“tomorrow, 8 a.m. Tolong datang ya ke bandara”
Aku tetap terdiam, tapi aku mendengarkannya.
Setelah sampai di depan rumahku, aku bergegas keluar dari mobilnya, namun ia menahanku.
“save it okay? And I’m sorry for today” ucap Greyson sambil memegang kalungku.
“ofc I’ll save it. And you don’t have to say sorry. It’s not your fault”
“it’s my fault. I’ve made you cry like this” ucapnya sambil terus menghapus air mataku yang ada di pipiku.
“no it’s not. I’m crying because of myself”
“don’t lie me. I know the reason why you cry like this. Because you’re always in my heart, honey”
“thanks”
Aku pun keluar dari mobil Greyson dan Greyson terus memandangku hingga aku masuk ke dalam rumah.
-skip- -tomorrow-
Aku bangun lebih pagi karena aku ingin menemui Greyson untuk yang terakhir kalinya, mungkin. Setelah sampai di bandara, aku menengok ke arah jam ku dan ternyata ini sudah jam 08:00. AKU. TERLAMBAT. Aku pun berlari sekuar tenaga, berharap aku masih bisa melihatnya sekali lagi. Hingga aku melihat pada kaca jendela di bandara tersebut. PESAWAT. GREYSON. SUDAH. LEPAS. LANDAS. Aku gagal. Aku tak dapat menemuinya lagi. Greyson, I’m sorry. Aku pun menangis sekuat tenaga sambil memeluk lutuku di pojok dinding. Mungkin orang-orang akan mengira aku adalah orang aneh, gila, atau sejenisnya. Namun aku tak mempedulikannya. This is my world, not theirs. Aku terus menagis. Dan setelah puas menangis, aku segera berdiri dan berjalan pulang dengan penuh penyesalan.
Tiba-tiba, ada seseorang yang mencium pipiku dan melukku dari belakang. Aku langsung menoleh ke arahnya.
“I bet you’re looking for me” bisik Greyson dengan senyuman mautnya.
Aku mencoba mengucek-ucek mataku sekali lagi. Berharap supaya ini tidak hanya sekedar mimpi. Namun ternyata IT’S REALLY HIM! Aku pun langsung membalikkan badan dan memeluknya erat.
“why don’t you leave me? You said that you have to go to LA” ucapku sambil terus memeluk Greyson.
“and I’ve said that I will never gonna leave you, honey” ucapnya dengan senyumannya.
Dan kami pun berjalan pulang dengan bergandengan tangan.

-THE END-

0 comments:

Post a Comment

 

SimpleTeen(•”̮ •)з Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting