Red Bobblehead Bunny

Saturday, April 27, 2013

Abstract Love

Posted by Feren Marcelina at Saturday, April 27, 2013

"Morning mom…” sapaku kepada mom.
“morning Grey.. buruan breakfast ya, kan kamu mau pergi hari ini kan?” tanya mom.
“iyaa mom..”
“sama siapa aja sih?”
“uhmm… sama temen-temen Grey mom.. tapi tenang aja, cowok semua kok”
“ohh bagus deh kalo gitu”
“iya”
“mom, udah selesai, Grey berangkat dulu yaaa”
“iya Grey, hati-hati ya bawa mobilnya… oh iya, sebenernya temen-temen kamu udah pada nunggu kamu tuh di depan..”
“yahh mom kenapa gak bilang sih daritadi?”
“ya karena mom gak mau kamu tersedak(?) karena makannya kecepeten. Hahaa”
“ahh mom. Yaudah ya aku berangkat dulu, byeee”
“byeee”
Aku pun mengecup pipi mom dan segera pergi meninggalkannya.
Aku menemui teman-temanku yang sudah berkumpul daritadi di teras rumah. Mereka tampaknya sedang asyik berbincang-bincang.
“broo!” sapaku.
“heyy broo.. lama banget makannya”  ucap Cody.
“iya nihh,, ngapain aja sih? Haha” ucap Austin.
“ya gak ngapa-ngapain sih.. Cuma aku kira kalian belum datang, makanya aku lama-lamain”
“dinikmatin ya? Hahaha” ucap Justin jail.
“eihh apaan sih._.” jawabku.
Aku pun segera memasukkan backpackku ke dalam bagasi mobil. Ya, kami akan pergi untuk refreshing. Kami akan pergi ke hutan untuk berkemah bersama. Kami menyukai tantangan. Uhmm.. kami berempat adalah geng yang paling tenar di SMA dengan Justin sebagai ketuanya. Nama gengnya yaitu geng Maddox, anggotanya Justin, Cody, Austin, dan aku.
Oh ya btw aku sampai lupa buat perkenalan diri. Namaku Greyson, umurku 15 tahun. Aku adalah cowok kece idaman cewek-cewek di SMAku. Hahhaa. Tapi aku pernah diramal oleh anak idigo di sekolahku bernama San. Dia adalah anak indigo yang pandai meramal orang. Ia meramal bahwa umurku tak panjang dan aku akan mati kecelakaan. Tapi sebetulnya sih aku tidak percaya dengan semua ramalan konyol itu. Haha.
“okay, ayo berangkat!” teriakku.
“okayy” jawab teman-teman serentak.
Aku langsung mengambil alih kemudi dan ini memang mobil pribadiku.
Aku mulai menyetir untuk berangkat ke hutan yang sudah aku rencanakan sejak lama. Oh iya, btw ini musim autumn, jadinya kita memutuskan untuk berkemah ke hutan. Supaya seru gitu deh._.

Sepanjang perjalanan, aku mengenakan earphone untuk mendengarkan lagu. Ya, aku adalah anggota paling pendiam dan penyendiri di geng Maddox. Semua teman-teman berteriak-teriak sambil bernyanyi tidak jelas di dalam mobil. Namun aku hanya diam sambil mendengarkan lagu milik Bruno Mars yang berjudul Just The Way You Are. Aku mendengarkannya sambil melamun. Tiba-tiba ponselku berdering dan otomatis laguku mati. Aku pun menekan tombol accept dan:
*otp*
“hello?” tanyaku.
“Greyson, we break up”
“wh.. what?! Did I do something terrible?”
“no. I just want to finish with you. I’m in love with Taylor”
“but..”
*tiit*
Ya, itu adalah telepon dari Lauren, pacarku. Oops, maksudku mantan pacarku. Karena ia baru saja memutuskanku tanpa alasan yang logis dan jelas. Aku pun shock berat saat itu dan mataku mulai membuyar. Mobil yang aku kendarai mulai melegak-legok kesana kemari. Aku mendengar suara histeris teman-temanku secara samar. Karena aku masih mengenakan earphone dan mendengarkan lagu milik Bruno Mars tersebut. Dan tiba-tiba mobilku menabrak sebatang pohon yang amat besar. Ya, sebenarnya kami sudah sampai di hutan yang kami tuju. Namun karena ucapan Lauren tersebut, aku jadi tak bisa konsentrasi saat mengendarai mobil ini. Dan alhasil, kepalaku terbentur kaca sampai kacanya pecah. Aku sudah tak mempedulikan bagaimana keadaan teman-teman semua. Yang kutau, aku sudah tak sadar lagi.
Aku mendengar suara teriakan teman-temanku secara samar-samar. Aku senang, karena aku dapat mendengar semua suara teman-temanku. Kalian tau kan apa artinya? Artinya yaitu teman-temanku selamat. Namun aku sendiri tak tau aku ini masih hidup atau sudah mati.
“Greysoonnn” suara teman-temanku pun semakin lama semakin samar dan akhirnya menghilang.
Aku sudah tak bisa merasakan apa pun. Hal terakhir yang aku rasakan yaitu jantungku berdetak amat sangat kencang dan itu hanya sekali. Dan setelah hal itu terjadi, aku sudah tak merasakan apa-apa. Yang aku rasakan hanyalah, ketenangan.

Aku tersadar dan aku berada di suatu tempat yang sangat indah. Bentuknya seperti ladang gandum yang sangat luas dan aku melihat sesosok laki-laki berpakaian putih berdiri jauh di depanku. Aku pun beranjak berdiri dan berjalan menghampirinya.
“he.. hey?” sapaku.
Laki-laki itu tak menatapku dan ia juga tak menjawabku. Namun tiba-tiba lelaki itu membalikkan badannya ke arahku dan tersenyum kaku.
“wh.. who are you?” tanyaku.
“I’m Simon. I’m your angel”
“angel?”
“yeah. Aku adalah malaikat penjagamu selama kamu masih hidup”
“masih hidup? Maksudnya, aku sudah mati, gitu?”
“iya. Apakah kamu tak tau?”
“gak.”
“ya, kamu sudah meninggal setelah kamu menabrakkan mobilmu. Dan sebelum kamu kuantar ke sisi-Nya, aku merasa bahwa kamu sedikit kurang ikhlas”
“kurang ikhlas gimana?”
“kurasa kamu masih ingin tetap hidup. Benarkah?”
“semua orang pasti berkeinginan seperti itu, I think”
“yeah. Aku akan memberimu 1 kesempatan terakhir. Dan kamu harus menggunakannya sebaik mungkin. Karena sekali kamu menghancurkan kesempatan ini, kamu tidak akan pernah mendapatkan kesempatan ini lagi.”
“ya aku mengerti”
“well. Now, tell me. What do you want?”
“I just want to have a true love”
“a true love, yeah? It’s easy. I’ll give you 3 days and you must use this chance carefully”
“okay. But, gimana caranya?”
“okay. Rohmu akan aku kembalikan ke bumi untuk 10 hari ke depan. Rohmu hanya dapat dilihat oleh perempuan yang benar-benar true love mu. Kalau perempuan itu bukan true love mu, dia tak akan pernah bisa melihatmu. Jadi intinya, just your true love who can sees you like this”
“ohh ok… thanks…”
“no problem. Ohh and one more”
“what?”
“do not tell anyone about this chance, include your true love”
“okay”

Dan yaa, aku terbangun dan aku tersadar sedang duduk di sebuah bangku di tengah hutan yang sedang mengalami autumn ini. Udaranya sangat sejuk dan pemandangannya sangat indah. Aku duduk sendiri dambil melamun. Ini adalah hari pertamaku. Aku harus bertindak cepat untuk mencari true love ku. Aku pun berjalan-jalan sejenak. Namun tak ada seorang pun disana. Hutan ini terlihat sangat sepi. Sesekali aku melihat ke arah tubuhku. Pakaian yang kukenakan sudah kusam dan terdapat darah di bagian kerahnya. Ya, baju terakhir yang aku kenakan adalah shirt bewarna putih dengan jaket kulit dengan celana jeans bewarna biru. Aku semakin sedih membayangkan semua kejadian tersebut. Aku tak dapat membayangkan betapa terkejutnya mom & dad setelah mengetahui bahwa aku telah tiada. Aku tak menyangka bahwa hari tersebut adalah pertemuan terakhirku dengan mom dan Maddox. Aku mencoba mengingat sesekali lagi. Yaaa, aku cukup lega karena sebelum aku meninggal aku sudah sempat mengecup pipi mom. I love you mom.

Aku kembali duduk di bangku tadi. Hari sudah mulai siang dan tak ada seseorang pun yang ada di hutan ini. Aku kembali melamun dan aku duduk tertunduk menghadap ke dedaunan yang terjatuh di bawah sepatu converseku. Aku menendang-nendang dedaunan tersebut dan tak sadar, aku meneteskan sedikit air mataku dan air mataku tersebut menetes di dedaunan yang ada di bawah sepatuku.
Saat sedang merenung, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang duduk di sebelahku.
“need friend to talk?” tanyanya. Suaranya sangat lembut dan indah. Aku segera menoleh dan ternyata dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Gadis tercantik yang pernah aku lihat. Wait, kenapa dia bisa melihatku? Atau jangan-jangan she’s my true love? Omg thanks God.
Aku tersenyum sejenak lalu kembali menghadap ke dedaunan yang ada di sepatuku.
Tiba-tiba ada tangan halus yang memegang wajahku dan tangan tersebut menarik wajahku untuk menatapnya. Ya, itu adalah tangan gadis tersebut.
Ia memegangi pipi kiriku sambil tersenyum.
“you’re so handsome” ucapnya.
Aku tersenyum.
“thanks” jawabku.
“uhmm wait.. what’s this?”
Ia menunjuk ke arah kerah kemejaku dan ke kepalaku. Yap aku ingat, waktu itu aku terbentur kaca sampai kacanya pecah dan membuatku meninggal. Oh God.
Ia pun mengeluarkan isi tasnya dan ia mengambil perban dan membalutkannya di kepalaku. Aku tersenyum karena ia sungguh perhatian. Ia memegangi kerahku.
“what?” tanyaku.
“why there’s blood in here?” tanyanya sambil menatapku tajam.
“uhmm.. I don’t know, really” yaahh terpaksa aku berbohong.
Ia tersenyum sejenak sambil terus memegangi kerahku.
“ehm..” batukku #kode.
“ohh yeah, sorry”
“no problem”
“who are you, boy?” tanyanya.
“I’m Greyson”
“ohh.. I see. I’m Christine, but you can call me Christie for short”
“ohh okay Christie. Your name is sooo beautiful just like you..”
“what do you mean?”
“you’re beautiful.”
“thanks.. and you’re handsome..”
“ahahaha”
“I have to go now, I must looking for firewoods”
“oh okay,.”
“ohh wait. Btw, where do you live?”
“I have no house”
“aww really?”
“yeah..”
Aku pun kembali menundukkan kepalaku. Karena aku benar-benar tak tau apa yang harus kulakukan.
“uhm.. you can stay in y house if you don’t mind..”
“really? But..”
“but what, handsome?”
Aku tersenyum karena aku sangat senang apabila ada orang yang memujiku handsome.
“I’m different”
“different?”
“yeahh..”
“ohh it’s no problem. C’mon, follow me!”
“what for?”
“looking for some adventure” jawabnya sambil meng-wink-kan matanya. Ia tersenyum dan menarik tanganku. Aku hanya tersenyum dan mengikutinya.
“where will we go?” tanyaku.
“looking for firewoods. Forget?”
I think I got mini heart-attack…
“ohh yeah.. of course..”
Aku pun berjalan mengikutinya. Sungguh, Christie benar-benar wanita yang sangat cantik. Ia juga ramah kepadaku. Namun buat apa ia mencari firewoods?
“uhm.. may I ask you something?” tanyaku.
“what?”
“what will you do with those firewoods?”
“hahha it’s for my mom..”
“oh ok”

Hari sudah sore dan kami sudah berhasil mendapatkan benyak firewoods.
“c’mon, stay at my house!” ajak Christie.
“oh okay, thanks before..”
“it’s no problem”
Saat kami sedang berjalan sambil memikul kayu bakar yang sangat berat ini, tiba-tiba ada sesuatu yang menyandung kaki Christie dan ia pun hampir terjatuh. Aku segera melempar semua kayu bakarnya dan memeluknya supaya ia tak terjatuh. Selama kami berpelukkan, aku sempat menatapi matanya yang bewarna biru tersebut. She’s gorgeous.
“uhmm.. sorry” ucapku sambil melepaskan pelukannya.
“thanks” bisiknya.
“what?”
Ia tiba-tiba memegangi kedua pipiku dan mencium keningku. Ohhh I got heart-attack again…
Ia tersenyum dan segera merapikan kayu bakarnya. Aku membantunya merapikannya dan mulai memikulnya.

“ohh I think it’s too night” ucap Christie tiba-tiba.
“what do you mean?” tanyaku.
“kita harus istirahat dulu, Grey. Ini udah larut malam”
“ohh.. ya gak apa-apa. Tapi, kita istirahat dimana nih?”
“aku tau! Di sekitar sini ada pondok kecil yang cukup buat kita berdua. Biasanya kalau aku pulang terlalu larut aku juga slalu istirahat di sana. Ayo, ikut aku!”
“okay..”
Aku pun mengikutinya dari belakang.
“nahh here is it..” ucap Christie sambil menjatuhkan kayu-bakarnya ke tanah.
Aku pun ikut menjatuhkan kayu bakarnya ke tanah.
“kayu bakarnya biar disini aja, gak ada yang nyuri kok. Hehee” ucapnya.
“iyaa.. ayo kita masuk..” ajakku.
Aku meng-wink-kan mataku ke arahnya. Ia pun tersenyum dan menarikku untuk masuk ke pondok kecil tersebut.
Aku dan Christie duduk bersebelahan dan berhimpitan.
“aku ngantuk banget Grey, aku tidur dulu ya”
“iya, sweetie”
Ya, aku memberanikan diri untuk mengucapkan kata tersebut, sweetie.
Ia terlihat sedikit terkejut dan aku tertawa melihatnya.
Tak lama kemudian, ia pun tertidur dan aku menarik kepalanya di atas pundakku. Aku merangkulnya dan aku menatapnya dalam-dalam. Dia sangat cantik bagiku.
Aku mengusap lembut pipinya dan tak lama kemudian aku pun juga tertidur pulas sambil masih merangkulnya.
Saat sedang tertidur, tiba-tiba aku mendengarkan suara Christie terbatuk-batuk. Aku pun terkejut dan aku segera melepaskan rangkulanku. Aku melepaskan jaket kulitku dan memakaikannya di tubuh Christie. Christie yang daritadi masih tertidur pulas tak menyadari bahwa aku telah merangkulnya dan memakaikannya jaket. Setelah selesai memakaikan jaket, aku pun beranjak berdiri dan melihat keluar dari jendela kecil pondok tersebut. Hari sudah sangat gelap dan malam ini terdapat bulan purnama. Aku yang merasa kesepian ini hanya dapat menatap indahnya langit pada malam hari. Setelah bosan menatap langit dan bula, aku pun kembali duduk di sebelah Christie dan kembali meletakkan kepalanya di pundakku dan merangkulnya.

Hari sudah pagi dan aku membuka mataku secara perlahan. Aku melihat Christie yang masih tertidur pulas di rangkulanku. Aku tersenyum dan mengelus pipinya yang lembut tersebut. Tak lama kemudian, ia tersadar dan ia pun membuka matanya.
“good morning sweetie..” sapaku.
Aku melemparkan senyuman pertamaku kepadanya.
“morning too Grey..” jawabnya.
“hey, whose jacket is this? Is this yours?” tanyanya.
“ahaha yeah. Kemarin kamu batuk-batuk, dan mungkin itu karena kedinginan. Makanya aku pakaiin kamu jaketku”
“thanks Greyson”
“anytime”
“yaudah ayo balik, ntar aku bisa dimarahi sama mama”
“okay”
Aku dan Christie pun beranjak dan berdiri. Kami pun mengambil kayu bakar hasil pencarian kami kemarin lalu kembali memikulnya.
“masih jauh ya, Chris?” tanyaku, karena aku sudah mulai merasa kelelahan.
“nggak kok, sedikit lagi..”
“baguslah”
“haha, kecapean ya? Hahaa”
“iya hehe”
“sabar dulu yaa..”
“iyaa…”
Sekitar 30 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai juga di rumah Christie.
“nahh this is my house” ucapnya.
“thanks”
Aku meletakkan kayu bakarnya dan Christie pun mengajakku untuk masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya sederhana namun cukup nyaman untuk ditinggali.
Ia menggandeng tanganku.
“hey Chris.. udah dapet kayunya?” tanya mama Christie.
“udah maa…”
“eh, kamu gandeng siapa?”
“ini Greyson ma, temen baruku..”
“Greyson? Orang gak ada siapa-siapa kok di sebelahmu..”
“gak ada siapa-siapa gimana sih ma? Ini Greyson.. ini hloo ini diaa…”
“ahh udah lah, lebih baik kamu tidur dulu aja, mungkin kamu sedikit sakit..”
“nggak ma aku gak sakit..”
“ya mungkin kamu butuh tidur..”
“nggak ah ma. Aku mandi dulu ya Grey, kamu tunggu disini dulu aja..” ucapnya kepadaku.
“iya” jawabku.
Aku duduk di teras rumahnya dan merenung. Aku menundukkan kepalaku dan berpikir sejenak. Aku pun mengingatnya! Simon bilang bahwa hanya cinta sejatiku yang dapat melihat wujudku, sedangkan orang lain tidak akan ada yang bisa melihatku. Mungkin mama Christie tak bisa melihatku dan Christie bisa melihatku karena ia adalah cinta sejatiku? Ahh, aku tak akan menggubrisnya lagi.
“Grey… jalan-jalan yukk…” teriak Christie.
“eh iyaa..” jawabku terkejut.
“kemana?” tanyaku lagi.
“ahh rahasia deh, pokoknya bagus banget.. aku bawa kamera juga”
What?! Camera?! Padahal aku kan bukan manusia, aku itu hantu!
“uhmm.. kamera?” tanyaku ragu.
“iya, kenapa?”
“gapapa kok.”
“yaudah, berangkat yuk..”
Ia kembali menarik tanganku dan mengajakku di suatu tempat.
“arrived!” teriaknya.
“where are we?” tanyaku.
Well, dia mengajakku di sebuah tempat yang luar yang sangat indah dan terdapat sebuah danau kecil ditengahnya. Walaupun ini adalah autumn, namun ini sangat indah.
“c’mon” panggilnya.
Ia menggandeng tanganku untuk mengajakku pergi ke tepi danau. Di tepi danau kecil tersebut, terdapat sebuah papan kayu yang menjorog ke air. Di tepi danau tersebut juga terdapat sebuah perahu kayu kecil yang masih bisa dipakai.
Aku dan Christie duduk berduaan di papan kayu di tepi danau tersebut. Ya, aku sudah tak tahan lagi. Kupikir, aku harus segera mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya kepadanya. Karena kutahu, waktuku tinggal 1 hari lagi dan aku harus menjalankan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Aku mulai menggenggam jari-jemarinya dan mengelusnya secara perlahan. Ia terkejut dan menghadapku.
“what are you doing Grey?” tanyanya.
“well.. i..”
“what?”
“I love you.”
“huh?! But we just met yesterday”
“yeah I know this sounds crazy but I can’t delay it. I must tell you the reality that I’m in love with you”
“really?”
“yeah”
“thanks”
Ia tersenyum kepadaku dengan senyuman khas nya. Walaupun kami baru bertemu selama 2 hari, namun aku merasa bahwa detik-detik bersamanya sungguh berharga.
Aku mengambil perahu kecil yang ada di tepi danau tersebut dan menggandeng Christie untuk ikut menaikinya bersamaku.
Aku mendayung perahu tersebut dan Christie memelukku dari belakang. Tubuhku merasa sedikit hangat karena pelukannya tersebut.
Aku pun memutuskan untuk menepi dan aku menggandeng Christie. Kami sampai di sebuah tempat yang amat indah. terdapat sebuah pohon besar yang tampak sudah tua disana. Aku menoleh ke atas dan ternyata terdapat sebuah rumah pohon tua disana. Aku mengajak Christie untuk memanjat pohon tersebut bersama. Saat sedang memanjat, tiba-tiba Christie tergelincir dan ia jatuh ke tanah. Tangannya berdarah karena terbarut batang pohon. Aku mengambil sapu tanganku yang kebetulan masih bersih yang ada di kantongku. Aku pun melapinya secara perlahan.
“awwh sakit Grey” desahnya.
“iya gapapa nanti juga sembuh kok”
Aku terus melapinya, namun darahnya tak kunjung berhenti mengalir. Aku mulai khawatir dan Christie mulai merintih kesakitan. Aku pun memegangi tangan Christie yang berdarah tadi dan aku pun mengemutnya. Tujuan dari tindakanku yaitu supaya darahnya cepat berhenti. Dan tak kusangka akhirnya darahnya berhenti sendiri.
“c’mon” ajakku lagi.
“no Grey no.. please stop.. aku gak mau jatuh lagi kaya tadi” ucap Christie.
“yaudah sini, aku gendong”
Aku pun menggendong Christie dan aku pun berhasil naik ke rumah pohon tua tersebut.
Aku dan Christie duduk berduaan di sudut ruangan rumah pohon kecil ini. Tiba-tiba Christie menyandarkan kepalanya di pundakku. Aku pun terkejut namun aku berusaha untuk tenang. Aku mengelus-elus rambutnya yang lebut tersebut lalu menciuminya. Ia hanya melamun melihat ke arah luar.
“Grey..” gumamnya tiba-tiba.
“what?” tanyaku.
“I love you”
“yeah. I love you more”
“may I be yours?”
DEG!! Aku terkejut bukan main mendengar pertanyaan Christie baru saja. Apa bila aku menerimanya, aku takut aku akan mengecewakannya besok. Namun apabila aku menolaknya, ia akan kecewa terhadapku. Aku sangat bimbang.
“Grey?” tanyanya lagi.
“what?”
“take me, maybe?”
Aku berpikir sejenak dan akhirnya otakku menghasilkan keputusan yang bulat.
“okay, you’re taken by me today” jawabku tanpa ba-bi-bu lagi.
Ia tertawa kecil dan a membalikkan tubuhnya ke arahku. Ia memelukku dengan sangat erat.
“thanks Grey” ucapnya sambil terus tersenyum berbahagia (terharu).
“anytime, baby” jawabku.
Aku memeluknya dan mengelus-elus rambutnya.

Hari sudah sore dan kami memutuskan untuk turun dari rumah pohon tersebut untuk bermain-main. Aku menggendong Christie di punggungku dan akhirnya kita berdua berhasil turun.
Christie turun dari punggungku dan mulai berlari.
“chase me Greyson if you can!” ejeknya.
“of course I can!” teriakku lalu aku mengejarnya.
“I’ll kiss you if I catch you!” teriakku lagi.
“kiss? Ohh nonono…”
“yes I can!”
Aku pun mempercepat lajuku dan aku pun berhasil menangkapnya. Aku langsung memeluknya dari belakang dan membalikkan badannya. Ia sekarang menghadapku. Ia tersenyum. Aku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya dan aku tetap mengelus-ngelus rambutnya yang halus tersebut. Aku memejamkan kedua mataku. Aku sudah dapat merasakan hembusan nafasnya. Saat bibir kami hampir bersentuhan, tiba-tiba ia memegang kedua pipiku.
“belum waktunya, Grey” ia tersenyum nakal kearahku dan meng-wink-kan matanya.
Aku tertawa kecil.
Ia merebahkan tubuhnya di atas dedaunan dan aku mengikutinya. Aku juga merebahkan tubuhku disampingnya. Kami berdua menatap ke arah langit yang sangat cerah ini.
Langit pun menjadi hitam dan hujan pun turun. Pemandangan yang semula indah menjadi hancur. Aku dan Christie berlari-larian untuk berteduh. Dan kami berdua pun memutuskan untuk duduk berteduh di bawah rumah pohon. Aku melihat ke arah Christie yang menggigil kedinginan karena kehujanan. Aku pun kembali melepas jaketku dan memberikannya kepada Christie.
“this is for you” ucapku.
“no, thanks. This is yours” jawabnya.
“no, you need it more than me. Just wear it”
“thanks”
Ia pun memakai jaketku dan aku memeluknya untuk menghangatkannya.
Ia pun tertidur di pelukanku lagi. Dan aku kembali mengelus-elus pipinya. Tak lama kemudian, aku juga tertidur pulsan sambil memeluknya.

“Greyson…”
Aku mendengar suara lelaki dengan samar-samar. Aku pun terbangun dan mendapati bahwa aku tidak di bawah rumah pohon tersebut, melainkan aku kembali berada di ladang gandum yang sangat luas tempat dimana aku pertama kali bertemu dengan Simon.
“Simon?” tanyaku.
“Greyson. Waktumu sudah habis”
“tapi.. aku belum sempat menciumnya untuk yang pertama dan terakhir kalinya…”
“aku sudah bilang, pergunakanlah kesempatanmu sebaik-baiknya”
“tapi.. dia nolak dicium kemarin..”
“tapi ini sudah 3 hari”
“please Simon, berikanlah aku 2 jam lagi untuk bertemu dengannya untuk yang terakhir kalinya”
“baiklah. Kuberi kamu 2 jam untuk menemuinya. Cepat!”
“okay”

Aku terbangun dan aku berada di suatu bangku di tengah hutan, dimana tempat pertama kali aku bertemu dengan Christie.
Aku duduk sendiri disana, berharap Christie akan datang menghampiriku.
Aku kembali merenung. Aku menundukkan kepala dan memandangi dedaunan yang ada di bawahku. Aku juga mengambil satu dau dan memainkannya, memotongnya menjadi kecil-kecil, melipat-lipat, dll. Aku pun akhirnya bosan. Ini sudah 1 jam dan Christie benar-benar tidak datang. Aku ingin sekali rasanya memeluknya untuk yang ke terakhir kalinya. I love her so much.
Aku bersender di bangku tersebut sambil memejamkan mata. Berharap akan adanya suatu keajaiban yang terjadi di hidupku. Namun aku sadar, bahwa aku sudah mati. Aku melihat pakaianku. Kini pakaianku sudah berubah menjadi serba putih. Putih bersih. Aku tersenyum sejenak sambil terus memainkan dedaunan yang ada.
Aku kembali memejamkan mata dan tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang berjalan ke arah sini. Aku pun memutuskan untuk beranjak dari bangku tersebut dan berdiri sambil membuat daun tersebut.
Tiba-tiba, aku merasa ada sesuatu yang mengenai tubuhku. Ya, dia adalah Christie. Dia memelukku dari belakang sambil menangis. Aku memegangi kedua tangannya yang terdapat di dadaku.
“I love you so much Greyson.. please don’t leave me” mohonnya sambil menangis dan air matanya juga membasahi pakaian putihku.
“I won’t leave you, Christie. I’ll be always on your heart” jawabku sambil terus memegangi kedua tangannya yang terdapat di dadaku.
Aku melepaskan tangannya dan aku membalikkan badanku untuk menghadap Christie.
“listen, I’m serious, I love you. You’re beautiful, cute, funny, nice, kind, and you’re perfect!” ucapku sambil menggenggam kedua tangannya.
“i..”
“you have a beautiful heart too…” lanjutku sambil terus menggenggam tangannya.
“I love you too Greyson, since the first time I met you” jawabnya.
Aku tersenyum dan memeluknya.
“me too sweetie, I’m in love with you since we met in here. And I think you’re my true love…” bisikku.
“and..” lanjutku.
“and what Grey?” tanyanya.
“you have to know that I’m not a human..”
“so?”
“I’m a ghost. I died 3 days ago. But I asked for a chance to find my true love. And yeah, my angel said that noone can see me except my true love. And you can see me, right? So it means you’re my true love. Thanks for being my true love since long time ago”
Aku merasa bahwa Christie sedang menangis. Ia menangis cukup lama di pelukanku hingga bajuku dibasahi oleh air matanya.
“so, you must leave me?” tanyanya lagi.
“yeah, but I’ll be always on your heart. I promise and I swear!”
Ia tertawa kecil dan melepaskan pelukanku.
Ia memegangi kedua pipiku dan ia menatapku dalam-dalam. Aku tau bahwa jantungnya berdebar sangat kencang. Aku hanya tersenyum. Dan tiba-tiba ia menarik wajahku secara kilat den mengecup bibirku perlahan secara lembut. Aku hanya dapat merasakannya. Ini adalah ciuman yang pertama dan yang terakhir yang diberikan olehnya kepadaku. Omg.
Ia pun melepaskan ciumannya dan tersenyum ke arahku.
“thanks, Christie..” ucapku.
“anytime Grey. And thanks for everything…” ucapnya.

“Greyson” panggil seorang pria dan aku mengenali suaranya. Ya, waktuku telah tiba.
“I have to go now, sweetie. Remember, I’ll be always on your heart, okay?” aku mulai berpamitan dengan Christie.
“okay Greyson, I love you!” ucapnya sambil melepaskan pelukannya. Ia menangis sambil terus berusaha untuk tersenyum.
Aku pun berjalan mundur dan berbalik darinya. Aku mendekati Simon dan Simon pergi membawaku untuk tidak kembali lagi ke dunia selamanya.

-THE END-

0 comments:

Post a Comment

 

SimpleTeen(•”̮ •)з Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting