Red Bobblehead Bunny

Saturday, April 13, 2013

Something About Love

Posted by Feren Marcelina at Saturday, April 13, 2013

Hey everyoneee…. My name is Paige. I’m 15 and I live at Bali. Aku half American-Chinese. Mamaku chinese, papaku american. Jadi kalian ya bisa bayangin gimana cantiknya diriku. Hehehe :p .
Aku sekolah bareng saudara sepupuku, namanya Kath. Dia adalah perempuan yang paling cantik di sekolahku, jadi ya gak kaget kalo banyak cowok yang naksir dia. 
Pada suatu pagi yang cerah #eakk,

dan hari libur, aku mengajak Kath untuk berjalan-jalan di Pantai Kuta, nyari hiburan. Aku dan Kath berangkat bersama diantarkan oleh sopirku. Sesampainya disana, aku langsung memakai topiku dan kacamata hitamku. Aku memakai baju tanpa lengan dan celana pendek. Sedangkan Kath mengenakan baju berlengan tipis dengan celana pantai. Kami berdua berjalan-jalan menyusuri pantai pantai bersama.
Kami berdua membeli eskrim cone dan membawanya ke tepi pantai. Saat sedang ‘hampir’ menjilat eskrimku, tiba-tiba seorang anak laki-laki melemparkan bola pantai ke arahku. Eskrim yang semula hampir kujilat pun terjatuh dengan sia-sia. Anak laki-laki itu pun segera menghampiriku dan meminta maaf.
“oh… haha… I’m so sorry… hahaa” ucapnya sambil terbahak-bahak. Karena eskrimnya juga mengenai sekitar bibirku.
Aku sedikit tersinggung dengan permintaan maafnya.
“oh no problem. Bye!” jawabku ketus.
“oh wait..” ucapnya tiba-tiba dan menarik tanganku. Kath yang daritadi bersamaku hanya menatap kami berdua dengan ekspresi bingung.
“what?!”
Ia pun mengeluarkan sapu tangan dari kantung celana pantainya dan mulai membersihkan sisa eskrim yang ada di sekitar bibirku.
Kath hanya menatapku sambil tersenyum-senyum nakal. Aku hanya kebingungan menatap anak laki-laki tersebut. Setelah anak laki-laki tersebut selesai, ia segera menyodorkan tangannya. Aku menerima tangannya.
“I’m Greyson Michael Chance. For short, you can call me Greyson” ucapnya.
“Okay I’ll call you Grey. I’m Paige. Bad to meet you”
“ohh, don’t be mad first. I didn’t mean to do that. Sorry…”
“but you was laughing at me when you see my face was full of cream”
“sorry… but your face is cute anyway”
“okay. Thanks”
Ia pun meraih tanganku dan menulis sesuatu di telapak tanganku. Ternyata itu adalah nomornya.
“what does it mean?” tanyaku.
“text me later… bye!”
Aku hanya kebingungan menatapnya. Mengapa dia seperti itu? Namun aku tak bisa mendeskripsikan ciri-ciri fisiknya. Ia sangat tampan. Sungguh. Ia terlihat sexy, keren dan tinggi pula *-*. Dia juga terlihat ramah. Okay, itu hanya suatu kebetulan bertemu dengannya.
Kath yang daritadi bersamaku tak berkata sepatah dua patah kata pun. Ia hanya melihatku yang daritadi masih menatap kaku pada telapak tanganku. Aku membuang pandanganku dari telapak tanganku menuju ke tempat Grey berlari. Ternyata ia bersama dengan temannya. Kurasa ia hendak bermain surfing. Keren sekali, dia. Sudahlah, lupakan.
“ayo Kath” ucapku singkat lalu segera menggandeng Kath.
“kita mau kemana?” tanya Kath disela-sela aku menggandeng tangannya.
“kemana aja boleh. Tapi sekarang mending kita ke restaurant aja deh. Aku laper!”
“ya, terserah kamu deh. Traktir ya!”
“hah?! Iihh ini itu giliran kamu”
“yeee…. Enggak dong. Kan kamu baru aja dapet pacar baru, jadi itung-itung PJ gitu”
“eh enak aja kamu. Tapi menurutmu dia gimana?”
“dia itu…. GANTENG BANGET SUMPAH!”
“eciyeee suka ya?”
“hahaha kayanya iya. Minta nomornya dong…”
“nih.. catet sendiri!”
Aku pun menyodorkan telapak tanganku dan Kath pun menyalinnya di ponselnya.
“oke… ku SMS yaa,”
“iyaiya. Ambil aja deh dia. Males aku.”
“jangan gitu dong… mentang-mentang kamu sakit hati, tapi ya jangan sama-samain semua cowok di dunia dong.”
“uhm.. tapi kalo masalah Grey itu anggep aja punyamu lah. Aku males sama dia”
“kenapa? Kan dia itu udah baik, ganteng, sexy lagi! Langka hlo ada cowok kaya gitu!”
“ihh pokoknya gak urus”
“yaudah deh. Beneran nih?”
“iya, deketin aja sono! Hahaha”
“hahaha”
Akhirnya pesanan kami pun datang. Sebelum makan, aku mencuci tanganku dan aku masih melihat nomornya di telapak tanganku. Dengan berat hati, aku langsung meneteskan sabun cair di telapak tanganku dan mengusapnya dengan air. Ya, tanganku bersih kembali.
Saat hendak duduk, aku melihat Kath sedang senyum-senyum sendiri.
“kamu kesambet apa? Senyum-senyum sendiri lagi!” ledekku.
“ini nih, liat aja!” Kath pun menunjukkan layar ponselnya ke arahku. “you’re so beautiful, I love your smile! You look adorable!” begitulah bunyi SMSnya.
“ohh… ckckck”
“dan iniii…” Kath kembali menunjukkan layar ponselnya ke arahku.
OMG! Ternyata si Grey ngirimin fotonya ke Kath. Ganteng bangetttt….. *-*
“oh”
“kok gitu sih jawabnya? Gak enak tau!”
“ihh lagian sih kamu daritadi trending topic nya Cuma masalah Greyson doang. Males tau!”
“eh iya-iya maaf. Yaudah ayo makan”
Kath pun memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya. Kami berdua mulai melahap makanan yang sudah kami pesan sebelumnya dengan sangat lahap.

-skip-
Oh ya, aku dan Kath itu tinggalnya serumah. Mom kami yang beliin rumah ini buat kami. Jadi ya begitulah, aku dan Kath itu gak bisa dipisahin lagi. Sahabat dan saudaraku, Kathleen tersayang #eakk.
“Kath, gak bosen ya?” tanyaku.
“bosen gimana? Seru nih…”
“ih”
“sirik ya? Hahahaa”
“eh,, siapa yang sirik? GR banget ah. Au ah, aku tidur dulu ya, sweetdream!”
“iya-iya, aku mau SMS-an dulu sama Greyson.”
“ho,”
Aku pun meninggalkan Kath sendirian yang sedang duduk di depan televisi sambil terus menatap ke arah ponselnya yang daritadi berdering mulu.
Aku mengganti pakaianku dan segera merebahkan diri di kasurku. Secara samar-samar, aku masih dapat mendengar deringan ponsel Kath.
“gak bosen-bosen ya tuh anak” gumamku sambil menutupi kedua telingaku dengan guling.
Aku pun tertidur pulas. Saat sedang tertidur, aku bermimpi tentang pertemuan pertamaku dengan Greyson. Aku tak tau mengapa aku seperti itu. Padahal aku rasa aku tak memiliki rasa padanya. Dan aku juga bermimpi ia menggandeng tanganku ke tepi pantai dan kami bermain air bersama. Dan aku melihat raut wajah Kath yang marah ke arahku. Aku pun terkejut dan terbangun dari tidurku.
“dasar mimpi buruk” desahku sambil membenahi tempat tidurku. Aku melihat ke jam wekerku.
“masih jam 1 malam.”
Aku pun hendak tertidur lagi. Namun saat hendak tertidur, aku masih mendengar suara deringan ponsel milik Kath. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan berjalan keluar menuju ke ruang keluarga.
“Kath, kenapa kamu belum tidur?”
Namun, tidak ada balasan. Aku melihatnya dari belakang, ia tertidur di sofa. Aku segera menghampirinya.
“Kath?” panggilku untuk yang kedua kalinya.
“kamu gak apa-apa kan, Kath?” tanyaku terus menerus.
Betapa terkejutnya aku setelah mendapati Kath sedang terbaring lemah dengan darah di hidungnya.
“Kath! Kath!”
Aku pun panik. Mana ini udah jam 1 malam lagi. Aku segera membuka kontak Kath dan segera mencari tulisan “GREYSON” disana.
“oke.” Desahku pelan dan mulai menghubunginya. Tak sampai 5 detik, Grey mengangkatnya.
*otp*
“Kath? Is that you?” tanyanya.
Aku terkejut bukan main mendengar suara indahnya itu. Aku berusaha untuk tetap tenang supaya tidak gelagapan. Namun aku sedikit kecewa. Karena ternyata ia benar-benar tau bahwa gadis dibalik ponsel tersebut adalah Kath, bukan Paige.
“yes. It’s Kath’s mobile. I need your help. Now.”
“huh? So who are you?”
“it’s Paige. Please come hereee….. Kath is unconsious!”
“okay, give me your address”
“Legian Sreet No. 5”
“okay, I’ll be there!”
-call ended-
Aku tetap memeluk Kath yang belum sadarkan diri daritadi. Aku semakin panik.
Tak lama kemudian, aku mendengar suara bel rumah berbunyi.
“itu pasti Greyson!” aku segera berlari meninggalkan Kath yang masih tak sadarkan diri.
Aku membuka pintu dan melihat wajah Grey yang sangat panik.
“where’s she?” terus terang aku sangat cemburu. Entah mengapa.
“she’s on..” belum selesai aku memberitahunya, ia sudah berlari masuk ke dalam rumahku. Sungguh tidak sopan.
Dari ruang tamu, aku melihat Grey yang terkejut melihat keadaan Kath. Ia langsung menggendongnya ke punggungnya, yang membuatku semakin cemburu.
“c’mon!” ajak Grey. Aku pun mengikutinya. Grey menidurkan Kath di jok belakang mobilnya (seat 2) *jgn netiv*
Aku pun masuk ke mobilnya dan duduk di sebelah Greyson. Saat perjalanan, suasana pun menjadi hening.
“how long has she had this disease?” tanyanya tiba-tiba.
“maybe 2 years”
“what?!”
Oh iya, Kath itu sudah menderita penyakit liver dari 2 tahun silam.
“yeah Grey”
Aku menatap Grey dari samping. Ia terlihat sangat panik. Aku cemburuuuu. Aaaaaaaaaaaa!
Saat aku sedang ‘asyik’ menatapnya, tiba-tiba ia menatapku juga. DEG! Tatapannya sangat menawan.
Aku pun tak tahan melihatnya, lalu aku kembali menatap jendela yang ada di sebelah kiriku.
“we just arrived” ucap Grey tiba-tiba.
“okay, thanks” ucapku sambil terus menangis. Saat hendak turun, ia kembali menarik tanganku.
“what?” tanyaku.
“I know you don’t like me. You cleaned your hands with soap a few moment after I wrote my number on your hands. Aku tau itu”
DEG! Aku terkejut mendengarnya. Kenapa ia bisa tau sih? Aaaa.. Apakah Kath yang memberitahukannya? Ia sungguh keterlaluan. Sudah merebut Greyson, masih membongkar kalau aku menghapus nomornya lagi. Kalau mau ambil Greyson, ambil aja lagi. Tapi gak usah bongkarin. Kan ini bisa membuatnya tersinggung dan aku juga merasa tidak enak dengannya. Iya kan?
“I’m so sorry… I just want to wash my hands because I want to eat”
“no problem. Thanks”
Ia melepaskan tanganku. Lalu ia pun keluar dari mobilnya dan segera menggendong Kath di punggungnya. And now, I’m getting jealous again._. oh God.
Aku berjalan mengikutinya dari belakang hingga sampailah kami ke ruang IGD. Kath pun dibawa masuk oleh suster untuk segera diperiksa. Sedangkan aku dan Greyson? Duduk berduaan menunggu Kath.
Suasana hening. Aku tak berani membuka conversation dengannya. Terus terang, aku masih merasa bersalah dengannya. Apakah kalian pernah tau adakah seorang yang lebih bodoh dari aku? Membuang nomor ponsel milik orang yang kalian sukai? Aku yakin pasti kalian tak akan melakukannya. Iya kan?
Namun bodohnya, aku baru saja melakukannya. Ya terus terang, aku menyukai Greyson sejak ia membersihkan cream yang terdapat di sekitar bibirku. Bayangkan saja, seorang lelaki tampan membersihkan sesuatu yang ada di wajahmu, kalian juga pasti akan merasakan perasaan yang sama denganku. Ya, love at the first sight.


“Dok, gimana keadaan pacar saya?!” ucap Greyson tiba-tiba yang membuatku terkejut dan ‘jealous’. PACAR?! Dia bilang PACAR?! Ohh crap!
“pacar anda masih kritis, tapi dia sudah sadar”
“makasih dok”
Greyson pun langsung meninggalkanku yang masih termenung di depan ruang IGD. Kurasa Grey masih kesal dengan sikapku kemarin. Ya, kemarin, karena ini sudah jam 2 pagi :p . Dan kurasa ia benar-benar sedang jatuh cinta dengan saudara dan sahabatku.
Siapa lagi kalau bukan Kathleen? Okay, aku sendiri yang sudah memutuskan bahwa Kath bisa memiliki Greyson. Tapi kurasa aku menyesal. Aku benar-benar menyukai Greyson. Okay. Ini keputusanku sendiri.
Aku masih menunggu Greyson dan Kath di dalam.
“aku punya ide!” desahku.
Aku pun beranjak dari tempat dudukku dan berjalan perlahan menuju ke depan pintu IGD. Aku berusaha mengintip mereka. Karena terus terang, aku sangat KEPO.
DEGG!! Begitulah rasanya ketika aku melihat mereka berdua dari pintu kaca alian mengintip. Saat aku mengintip mereka, aku melihat Greyson sedang mengelus pipi Kath dan menghapuskan air mata Kath. Aku terus menatapnya dalam-dalam sambil menahan perasaan cemburuku ini. Dan ya, Greyson langsung mencium bibir Kath. Aku sudah tak tahan. Air mataku pecah seketika melihat mereka berdua berciuman.
“aku tak seharusnya begini. Karena aku sendiri yang memulainya, jadi aku harus bisa menyelesaikannya!” gumamku sambil tetap menenangkan diriku. Walaupun kurasa aku tak tahan lagi. Saat sedang menangis di depan pintu, tiba-tiba Greyson membuka pintu dan keluar. Ia menatapku sejenak dan mulai mengeluarkan kata-kata.
“kenapa kamu nangis?” tanyanya.
“oh gak apa-apa” jawabku sambil berusaha menghapus air mataku yang terus mengalir di pipiku.
“don’t lie me, okay? Aku tau kok”
Oke, kurasa aku mulai membenci Kath. Tidak puas kah dia merebut lelaki yang kusukai dan membongkarkan semuanya? Kath, terima kasih banyak.
“leave me alone!” teriakku.
“emangnya siapa yang mau nungguin kamu?! Aku mau panggil dokter buat ngurusin Kath. Aku mau pulang. Soalnya besok ulangan. Ntar aku blank lagi”
“terserah.”
Aku pun berbalik darinya untuk pulang dengan ‘jalan kaki’ mungkin.
Aku mulai berjalan perlahan dan meninggalkannya sambil terus menangis. Aku tak mau melihat Kath. Aku benci dengannya. Saat berjalan, tiba-tiba Greyson memanggilku. Terkejutnya bukan main aaaa.
“Paige!!!”
“what?!” jawabku kesal sambil membalikkan badanku.
“take care!”
Ya, itu yang ia ucapkan. Aku berdiri terpatung. Ternyata ia memperhatikanku? Omg.
“oke. So do you” Jawabku lalu meninggalkannya.
Saat sudah keluar dari gedung rumah sakit, aku sengaja tidak langsung berjalan pulang ke rumah. Mengapa aku jalan kaki? Karena aku lupa tak membawa dompet. Bagus sekali bukan? Ya, sangat bagus.
Aku berjalan perlahan ke taman belakang rumah sakit dan duduk termenung. Aku memandangi bintang-bintang yang ada di langit. Lagipula hari ini aku masih libur. Dan kulihat jam tanganku ternyata ini sudah pukul setengah 3 pagi. Beruntung bagiku, rumah ada security, jadi tak dikunci pun tak apa. Dan beruntungnya lagi, aku tak serumah dengan orang tua, jadi aku tak akan dimarahin. Hahaha.
Aku bersender pada bangku taman hingga aku tertidur. Saat tertidur, aku merasa ada sesuatu mengenai punggungku dan pundakku. Namun aku tak mempedulikannya. Aku tetap tertidur pulas. Aku sangat lelah hari ini.

Burung-burung sudah berkicauan, tanda sudah pagi #eakk.
Aku terbangun dan aku terkejut *apa ini*. Aku tertidur di pundak Greyson yang sedang merangkul pundakku dan ia juga memakaikan jaketnya di tubuhku yang menggigil ini. Kurang panjang-kah kalimatku? Oke, bukan masalah utama.
Aku berusaha untuk tetap tenang. Jantungku berdebar begitu kencang. Aku mencoba menoleh ke arah Greyson dengan sangat hati-hati. DEG! Ternyata daritadi ia menatapku. Omg tatapannya… gak nahan deh :3 .
Aku langsung duduk tegak dan melepaskan rangkulannya dan jaketnya.
“thanks” ucapku singkat lalu meninggalkannya sendiri yang daritadi masih terus menatapku.
“wait!” teriaknya dari kejauhan. Aku tetap memandang lurus ke depan. Aku tak menghiraukannya.
“Paige, wait!” teriaknya untuk kedua kalinya.
Oke, aku berhenti namun tak memandang ke arahnya. Aku merasa ada sesuatu mengenai punggungku lagi. Ya, itu jaketnya. Dan aku merasakan sebuah pelukan yang sangat hangat. Aku menoleh sedikit ke arahnya. Itu GREYSON! Ia memelukku dari belakang.
Ia membisikkan sesuatu ke telinga kananku.
“I’m so sorry for last night”
Aku terdiam dan melepaskan pelukannya dan jaketnya, lalu aku meninggalkannya yang masih mematung memandangiku. WHATEVER?!

-skip-
Aku sudah sampai di rumah. Lelah sekali rasanya. Menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Ini adalah pengalaman pertamaku. Wait, aku masih bingung. Greyson bilang dia mau pulang soalnya hari ini ada ulangan. Namun kenapa ia malah menemaniku di taman semalaman? Ini sungguh weird. Sudahlah, lupakan saja. Dia bukan siapa-siapamu Paige, ingat itu!
*TULALITTULALIT* ponsel Kath berdering kembali.
Otomatis aku harus mengangkatnya.
*otp*
“hello?” tanyaku.
“hey! It’s me Greyson! Kath is dying! Please come back!”
“oh no no no I just arrived and now you ask me to back to hospital? Are you crazy?!”
“I’ll take you!”
“no. please Greyson. Stop it. I hate Kath, okay? Okay then”
“but…”
Aku langsung mematikkan panggilannya. Aku benci dia. Aku juga mencabut baterai Kath. Suapaya tak ada panggilan atau SMS yang masuk. Huh.
Aku membersihkan diriku dan sarapan. Aku tak peduli lagi dengan Kath. Ia sudah mengkhianatiku. Dan ia tak tau bagaimana rasanya. Rasanya itu SAKIITTT banget tau gak #eakk.
Saat sedang mencuci tanganku, tiba-tiba bel rumahku kembali berbunyi.
“siapa lagi pagi-pagi dateng? Ah pasti ada orang iseng. Palingan udah diurusin sama pak security” gumamku.
Aku berjalan hendak menuju ke kamarku. Saat sedang menaiki tangga, tiba-tiba suara Greyson terdengar.
“Paige!! Where are you?!” teriaknya.
“ah apa lagi tuh anak, pagi-pagi dateng, ganggu orang aja” desahku lalu melanjutkan berjalan menaiki tangga.
“Paige! Please…”
Greyson pun menyusuri ruang tamu, lalu ruang keluarga, lalu melihatku sedang menaiki tangga. Ia langsung mengejarku dan memelukku dari belakang.
“Grey, are you really really really crazy? Ini itu tangga! Jangan main-main sama tangga! Ntar jatuh gimana?!” bentakku.
“no problem” jawabnya singkat lalu menggandengku.
“lepasin!”
“gak”
Ia membawaku ke mobilnya. Aku yang hanya kebingungan dengan ‘terpaksa’ namun ‘senang’ mengikutinya. Aku duduk di sebelah Greyson.
“where will we go? To the hospital?” tanyaku pelan sambil tak melihatnya.
“we’ll go to somewhere” jawabnya sambil tersenyum.
Aku dapat melihat raut wajahnya yang tersenyum melihatku dari pantulannya di kaca jendela sebelah kiriku. Ia sungguh keren.
Tak lama kemudian, ia memberhentikan mobilnya. Wait, ini kan Bedugul! Mau apa dia membawaku kesini?!
“Grey? Kenapa kamu membawaku kesini?!” ucapku.
“lihat saja”
Aku menuruni mobilnya. Ya, aku lupa tak membawa dompet lagi. Ponsel pun tidak. Omg bodohnya aku,.
Aku berjalan mendahului Greyson. Namun tiba-tiba aku merasakan sesuatu mengenai tanganku. Aku menoleh sedikit dan ternyata itu dia. Ia menggandeng tanganku. Tangannya terasa sangat hangat.
“c’mon!” ucapnya cepat lalu menarik tanganku.
Ia pun memesan tiket untuk menaiki boat mengelilingi danau.
Aku dan Greyson pun menaiki kapal tersebut berdua. Hanya berdua :p .
Aku tak tau, inikah yang namanya dating? Ataukah ini hanyalah hangout? Tapi di dalam lubuk hatiku paling dalam aku menginginkan ini adalah my first date.
Oh iya, Greyson mengendarai kapal ini sendiri. Aku duduk di sebelahnya sambil melihat-lihat pemandangan danau Bedugul ini. Walaupun terlihat biasa menurutku, karena aku sering banget liburan kesini. Namun bersama Greyson, apa sih yang gak seru? Kayanya seru semua deh ya :3 .
Saat sedang mengendarai kapal, tiba-tiba tangan kiri Greyson menggenggam tanganku. Aku menatap tangannya yang tengah menggenggam tanganku. Ia sungguh romantis! Ia telah membuat jantungku berdegup sekencang ini sebanyak 3x mungkin. Ia tersenyum ke arahku, lalu membuang pandangannya kembali ke arah depan. Saat berada di tengah danau, ia memberhentikan kapalnya.
“what happened?” tanyaku kebingungan.
Ia pun tak menjawab pertanyaanku. Namun ia pun berpindah di belakangku dan mulai memainkan air danau ini.
“kata orang, apabila suatu pasangan memegang air ini secara bersamaan, lalu air ini berubah menjadi hangat, mereka akan menjadi pasangan yang tak dapat terpisahkan”
DEG! Bagaimana dia bisa mengatakan itu? Padahal dia kan orang Amerika, wajahnya terlihat begitu. Namun mengapa ia mengetahui tentang kisah ini? Aku sendiri saja lupa.
“i.. iyaa…” jawabku terbata-bata.
“oke, mari kita coba”
“coba apa?” tanyaku pura-pura bloon.
“ayo pegang air ini bersamaan. Satu.. dua… tiga….”
Kami pun memegang air danau tersebut secara bersamaan. Benar-benar bersamaan, tepatnya. Dan tak lama kemudian, aku merasa air yang semulanya dingin berubah menjadi hangat.
“gimana rasanya?” tanya Greyson.
“hangat” jawabku datar.
“bagus. Aku juga merasakan hal yang sama” jawabnya.
“uhmm… what do you mean?”
“maybe we’re meant to be together forever”
“ohh it’s impossible. You’re Kath’s”
“no I’m not. I’m yours”
Watdahell kenapa anak ini bisa mengatakan begitu?! Jantungku terasa mau copot!!!!
“uhm..”
“be mine?” ucapnya tiba-tiba sambil menggenggam kedua tanganku.
“uhm… but… how about Kath?? She lover you more than I love you!” jawabku. Bukan bermaksud untuk menolaknya, namun aku juga memikirkan bagaimana perasaan Kath, iya kan?
“no. she doesn’t love me” ucap Grey.
“she said that she loves you, Greysonnn…” jawabku.
“no she doesn’t. Please, be mine?”
“ehm..” saat aku mau menjawabnya, tiba-tiba ponsel Greyson bergetar.
Ia langsung melepaskan tanganku dan mengangkat ponselnya.
*otp*
“halo, bersama dengan tuan Greyson Chance?”
“iya ini Greyson sendiri. Ini siapa?”
“ini dari pihak rumah sakit tempat Kath dirawat. Kath is dying”
“o.. alright!”
Greyson langsung mematikan ponselnya.
Ia langsung mengendarai kapalnya secara cepat dan menuju ke daratan. Melihat tingkahnya yang seperti itu, aku tak berani mengatakan apa pun kepadanya.
Saat sedang di mobil, ia tak mengatakan apa-apa. Ekspresi menunjukkan orang yang sedang amat sangat panik. Aku tau. Tadi itu pasti dari pihak rumah sakit. Mungkin dokter mengatakan tentang keadaan Kath. Dan mungkin, Greyson tak benar-benar mencintaiku. Ya, aku tau itu.
“Kath is dying” ucap Greyson tiba-tiba memecahkan keheningan.
“oh” jawabku datar sambil menahan tangis.
“what happened with you? She’s your bestfriend and she’s your cousin! Kenapa kamu gak khawatir dengannya sama sekali?!”
“oh jadi kamu lebih belain Kath, gitu?!”
“bukannya gitu. Tapi pikirin dong, dia itu Cuma mau ngebantu kamu!”
“ngebantu apa coba?! Dia itu udah merusak segalanya!”
“rusak apa?! Dia itu baik, gak seperti yang kamu pikirin!”
“emang aku tau dia baik! Dia lebih baik dari aku, dia lebih cantik dari aku, dia lebih smart dari aku, dia itu PERFECT, okay?!”
“dia itu Cuma mau ngebantu hubungan kita” jawab Greyson melemah.
“maksudmu?! Dia itu udah ngerebut kamu dari aku.. oops” okay, aku keceplosan.
“ngerebut? Aku gak ngerti apa maksudmu”
“udah, lupakan”
Aku pun mulai menangis. Aku sudah tak tahan olagi. Hanya bermula dari pergi liburan ke Pantai Kuta, mengapa sekarang berakhir seperti ini?! Aaaaa. Lebih baik aku bungkam, daripada harus merusak suasana.
“arrived” ucap Grey datar lalu keluar dari mobilnya. Aku juga keluar dari mobilnya. Kami berdua berlari sekuat tenaga.
“dok, Kath dimana?!” teriak Grey sambil ngos-ngosan.
“dia tak sadarkan diri”
“apa dok?!!” jawabku terkejut.
“Kath!!” teriak Grey lalu langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.
Aku berdiri di ambang pintu mendengarkan semuanya.
“Kath” panggil Greyson.
“Kath, please bangun!” Greyson mulai menggoyang-goyangkan tubuh Kath yang sudah kaku tersebut. Aku terus memeras air mataku.
“Grey.. Greyson…”
Sungguh keajaiban! Kath terbangun dan memanggil nama Greyson, bukan namaku.
“Kath.. katakan sesuatu kalau kamu mau..”
“gimana? Udah jadian sama Paige?” tanya Kath yang sangat mengejutkanku.
“aku udah ngungkapin semuanya. Dia belum jawab. Dan dia juga ngira kalau kamu ngerebut aku dari kamu. Apa itu benar?” tanya Grey.
Kath tersenyum sejenak dan berkata, “tidak. Sebenernya dari awal aku udah tau kok kalo dia suka sama kamu. Terlihat banget dari sorotan matanya. Makanya, aku punya rencana buat minta nomor Hpmu biar kalian bisa tambah deket. Soalnya aku kasian sama dia. Dia itu udah ditinggal pacarnya 2x. kamu pasti tau kan gimana rasanya? Dan sebenernya aku juga suka sama kamu. Kamu itu cool, handsome, cute, semuanya bercampur aduk. Tapi aku juga tau diri kan. Aku udah tau dari awal kalo waktuku tinggal beberapa hari lagi. Dan aku harus berusaha buat nyatuin kalian berdua. Sebelum aku meninggal, tepatnya. Aku pengen banget liat kalian langgeng, walaupun tanpa aku lagi”
Air mataku keluar semakin deras. Aku tak menyangka bahwa ternyata Kath merencanakan ini dari awal. Maafkan aku Kath, aku sudah ber-negatif thinking denganmu.
“Kath!” panggilku memberanikan diri.
“Paige!” jawab Kath sambil menangis. Aku langsung memeluk Kath. Mungkin untuk yang terakhir kalinya. Aku merasakan tubuhnya sangat dingin dan kaku.
“Paige, maaf aku udah buat kamu salah paham. Aku emang suka sama Greyson. Tapi aku gak akan ngerebut Greyson dari kamu. Aku udah tau hidupku udah gak lama lagi. Dan aku tau kalo kamu…” aku memotong ucapannya. “iya Kath, aku udah tau semuanya. Tadi aku dengerin semua percakapan kalian. Maaf ya Kath, udah salah paham”
“uhm.. aku udah maafin kamu kok, Paige. Kamu kan sahabat terbaikku yang pernah aku punyai” ucap Kath.
“Kath.. makasih banyak ya udah bantu aku” ucapku.
“iya Kath, thanks banget ya. Aku salut banget sama kamu” ucap Grey tiba-tiba.
Kath tertawa kecil dan mulai berkata, “aku senang kalian udah pacaran”
“kita belum pacaran. Paige belum jawab” jawab Grey terlihat memelas.
“okay, I’m yours” ucapku.
Aku tersenyum nakal melihat Greyson. Greyson juga tersenyum ke arahku. Aku pun lengsung merangkul Greyson dan mencium bibirnya dengan lembut. Saat kami sedang berciuman, lagi-lagi suara mengerikan itu berbunyi.
*TIIIITT* Kath telah tiada. Ia sudah meninggalkan kami berdua. Aku melepaskan ciumannya dan langsung menghampiri Kath.
“thanks so much, Kath. And I’m so sorry about Greyson, Kath” ucapku sambil memeluk Kath. Ya, ini adalah pelukan terakhirku.

-12 years-
*teng teng teng*
Lonceng gereja berbunyi. Kami berdua akan menikah hari ini. Aku dan Greyson akan menikah hari ini. Berawal dari pertemuan singkat kami di Pantai Kuta, kecemburuanku terhadap Grey dan Kath, dan akhirnya semua terbongkar bahwa Kath hanya ingin menyatukanku dengan Greyson. Maaf Kath, aku sudah berprasangka buruk terhadapmu. And, thank you so much Kath for making me happy like this!
Upacara pernikahan kami selesai dan kami berbalik badan ke arah tamu-tamu yang hadir di gereja.
Di tengah-tengah tamu-tamu yang hadir disini, aku melihat arwah Kath sedang berdiri sambil bertepuk tangan dan tersenyum ke arah kami berdua.
Ya, disinilah kehidupanku bersama Greyson dimulai.

***

0 comments:

Post a Comment

 

SimpleTeen(•”̮ •)з Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting