Hey
everyoneee…. My name is Paige. I’m 15 and I live at Bali. Aku half
American-Chinese. Mamaku chinese, papaku american. Jadi kalian ya bisa bayangin
gimana cantiknya diriku. Hehehe :p .
Aku sekolah
bareng saudara sepupuku, namanya Kath. Dia adalah perempuan yang paling cantik
di sekolahku, jadi ya gak kaget kalo banyak cowok yang naksir dia.
Pada suatu
pagi yang cerah #eakk,
dan hari libur, aku mengajak Kath untuk berjalan-jalan di Pantai Kuta, nyari hiburan. Aku dan Kath berangkat bersama diantarkan oleh sopirku. Sesampainya disana, aku langsung memakai topiku dan kacamata hitamku. Aku memakai baju tanpa lengan dan celana pendek. Sedangkan Kath mengenakan baju berlengan tipis dengan celana pantai. Kami berdua berjalan-jalan menyusuri pantai pantai bersama.
dan hari libur, aku mengajak Kath untuk berjalan-jalan di Pantai Kuta, nyari hiburan. Aku dan Kath berangkat bersama diantarkan oleh sopirku. Sesampainya disana, aku langsung memakai topiku dan kacamata hitamku. Aku memakai baju tanpa lengan dan celana pendek. Sedangkan Kath mengenakan baju berlengan tipis dengan celana pantai. Kami berdua berjalan-jalan menyusuri pantai pantai bersama.
Kami berdua
membeli eskrim cone dan membawanya ke tepi pantai. Saat sedang ‘hampir’ menjilat
eskrimku, tiba-tiba seorang anak laki-laki melemparkan bola pantai ke arahku.
Eskrim yang semula hampir kujilat pun terjatuh dengan sia-sia. Anak laki-laki
itu pun segera menghampiriku dan meminta maaf.
“oh… haha…
I’m so sorry… hahaa” ucapnya sambil terbahak-bahak. Karena eskrimnya juga
mengenai sekitar bibirku.
Aku sedikit
tersinggung dengan permintaan maafnya.
“oh no
problem. Bye!” jawabku ketus.
“oh wait..”
ucapnya tiba-tiba dan menarik tanganku. Kath yang daritadi bersamaku hanya
menatap kami berdua dengan ekspresi bingung.
“what?!”
Ia pun
mengeluarkan sapu tangan dari kantung celana pantainya dan mulai membersihkan
sisa eskrim yang ada di sekitar bibirku.
Kath hanya
menatapku sambil tersenyum-senyum nakal. Aku hanya kebingungan menatap anak
laki-laki tersebut. Setelah anak laki-laki tersebut selesai, ia segera
menyodorkan tangannya. Aku menerima tangannya.
“I’m Greyson
Michael Chance. For short, you can call me Greyson” ucapnya.
“Okay I’ll
call you Grey. I’m Paige. Bad to meet you”
“ohh, don’t
be mad first. I didn’t mean to do that. Sorry…”
“but you was
laughing at me when you see my face was full of cream”
“sorry… but
your face is cute anyway”
“okay.
Thanks”
Ia pun
meraih tanganku dan menulis sesuatu di telapak tanganku. Ternyata itu adalah
nomornya.
“what does
it mean?” tanyaku.
“text me
later… bye!”
Aku hanya
kebingungan menatapnya. Mengapa dia seperti itu? Namun aku tak bisa
mendeskripsikan ciri-ciri fisiknya. Ia sangat tampan. Sungguh. Ia terlihat sexy,
keren dan tinggi pula *-*. Dia juga terlihat ramah. Okay, itu hanya suatu
kebetulan bertemu dengannya.
Kath yang
daritadi bersamaku tak berkata sepatah dua patah kata pun. Ia hanya melihatku
yang daritadi masih menatap kaku pada telapak tanganku. Aku membuang
pandanganku dari telapak tanganku menuju ke tempat Grey berlari. Ternyata ia
bersama dengan temannya. Kurasa ia hendak bermain surfing. Keren sekali, dia.
Sudahlah, lupakan.
“ayo Kath”
ucapku singkat lalu segera menggandeng Kath.
“kita mau
kemana?” tanya Kath disela-sela aku menggandeng tangannya.
“kemana aja
boleh. Tapi sekarang mending kita ke restaurant aja deh. Aku laper!”
“ya, terserah
kamu deh. Traktir ya!”
“hah?! Iihh
ini itu giliran kamu”
“yeee….
Enggak dong. Kan kamu baru aja dapet pacar baru, jadi itung-itung PJ gitu”
“eh enak aja
kamu. Tapi menurutmu dia gimana?”
“dia itu….
GANTENG BANGET SUMPAH!”
“eciyeee
suka ya?”
“hahaha kayanya
iya. Minta nomornya dong…”
“nih.. catet
sendiri!”
Aku pun
menyodorkan telapak tanganku dan Kath pun menyalinnya di ponselnya.
“oke… ku SMS
yaa,”
“iyaiya.
Ambil aja deh dia. Males aku.”
“jangan gitu
dong… mentang-mentang kamu sakit hati, tapi ya jangan sama-samain semua cowok
di dunia dong.”
“uhm.. tapi
kalo masalah Grey itu anggep aja punyamu lah. Aku males sama dia”
“kenapa? Kan
dia itu udah baik, ganteng, sexy lagi! Langka hlo ada cowok kaya gitu!”
“ihh
pokoknya gak urus”
“yaudah deh.
Beneran nih?”
“iya,
deketin aja sono! Hahaha”
“hahaha”
Akhirnya
pesanan kami pun datang. Sebelum makan, aku mencuci tanganku dan aku masih
melihat nomornya di telapak tanganku. Dengan berat hati, aku langsung
meneteskan sabun cair di telapak tanganku dan mengusapnya dengan air. Ya,
tanganku bersih kembali.
Saat hendak
duduk, aku melihat Kath sedang senyum-senyum sendiri.
“kamu
kesambet apa? Senyum-senyum sendiri lagi!” ledekku.
“ini nih,
liat aja!” Kath pun menunjukkan layar ponselnya ke arahku. “you’re so
beautiful, I love your smile! You look adorable!” begitulah bunyi SMSnya.
“ohh…
ckckck”
“dan iniii…”
Kath kembali menunjukkan layar ponselnya ke arahku.
OMG!
Ternyata si Grey ngirimin fotonya ke Kath. Ganteng bangetttt….. *-*
“oh”
“kok gitu
sih jawabnya? Gak enak tau!”
“ihh lagian
sih kamu daritadi trending topic nya Cuma masalah Greyson doang. Males tau!”
“eh iya-iya
maaf. Yaudah ayo makan”
Kath pun
memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya. Kami berdua mulai melahap makanan
yang sudah kami pesan sebelumnya dengan sangat lahap.
-skip-
Oh ya, aku
dan Kath itu tinggalnya serumah. Mom kami yang beliin rumah ini buat kami. Jadi
ya begitulah, aku dan Kath itu gak bisa dipisahin lagi. Sahabat dan saudaraku,
Kathleen tersayang #eakk.
“Kath, gak
bosen ya?” tanyaku.
“bosen gimana?
Seru nih…”
“ih”
“sirik ya?
Hahahaa”
“eh,, siapa
yang sirik? GR banget ah. Au ah, aku tidur dulu ya, sweetdream!”
“iya-iya,
aku mau SMS-an dulu sama Greyson.”
“ho,”
Aku pun
meninggalkan Kath sendirian yang sedang duduk di depan televisi sambil terus
menatap ke arah ponselnya yang daritadi berdering mulu.
Aku
mengganti pakaianku dan segera merebahkan diri di kasurku. Secara samar-samar,
aku masih dapat mendengar deringan ponsel Kath.
“gak
bosen-bosen ya tuh anak” gumamku sambil menutupi kedua telingaku dengan guling.
Aku pun
tertidur pulas. Saat sedang tertidur, aku bermimpi tentang pertemuan pertamaku
dengan Greyson. Aku tak tau mengapa aku seperti itu. Padahal aku rasa aku tak
memiliki rasa padanya. Dan aku juga bermimpi ia menggandeng tanganku ke tepi
pantai dan kami bermain air bersama. Dan aku melihat raut wajah Kath yang marah
ke arahku. Aku pun terkejut dan terbangun dari tidurku.
“dasar mimpi
buruk” desahku sambil membenahi tempat tidurku. Aku melihat ke jam wekerku.
“masih jam 1
malam.”
Aku pun hendak
tertidur lagi. Namun saat hendak tertidur, aku masih mendengar suara deringan
ponsel milik Kath. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan berjalan keluar
menuju ke ruang keluarga.
“Kath,
kenapa kamu belum tidur?”
Namun, tidak
ada balasan. Aku melihatnya dari belakang, ia tertidur di sofa. Aku segera
menghampirinya.
“Kath?”
panggilku untuk yang kedua kalinya.
“kamu gak
apa-apa kan, Kath?” tanyaku terus menerus.
Betapa
terkejutnya aku setelah mendapati Kath sedang terbaring lemah dengan darah di
hidungnya.
“Kath!
Kath!”
Aku pun
panik. Mana ini udah jam 1 malam lagi. Aku segera membuka kontak Kath dan
segera mencari tulisan “GREYSON” disana.
“oke.”
Desahku pelan dan mulai menghubunginya. Tak sampai 5 detik, Grey mengangkatnya.
*otp*
“Kath? Is
that you?” tanyanya.
Aku terkejut
bukan main mendengar suara indahnya itu. Aku berusaha untuk tetap tenang supaya
tidak gelagapan. Namun aku sedikit kecewa. Karena ternyata ia benar-benar tau
bahwa gadis dibalik ponsel tersebut adalah Kath, bukan Paige.
“yes. It’s
Kath’s mobile. I need your help. Now.”
“huh? So who
are you?”
“it’s Paige.
Please come hereee….. Kath is unconsious!”
“okay, give
me your address”
“Legian
Sreet No. 5”
“okay, I’ll
be there!”
-call ended-
Aku tetap
memeluk Kath yang belum sadarkan diri daritadi. Aku semakin panik.
Tak lama
kemudian, aku mendengar suara bel rumah berbunyi.
“itu pasti
Greyson!” aku segera berlari meninggalkan Kath yang masih tak sadarkan diri.
Aku membuka
pintu dan melihat wajah Grey yang sangat panik.
“where’s
she?” terus terang aku sangat cemburu. Entah mengapa.
“she’s on..”
belum selesai aku memberitahunya, ia sudah berlari masuk ke dalam rumahku.
Sungguh tidak sopan.
Dari ruang
tamu, aku melihat Grey yang terkejut melihat keadaan Kath. Ia langsung
menggendongnya ke punggungnya, yang membuatku semakin cemburu.
“c’mon!”
ajak Grey. Aku pun mengikutinya. Grey menidurkan Kath di jok belakang mobilnya
(seat 2) *jgn netiv*
Aku pun
masuk ke mobilnya dan duduk di sebelah Greyson. Saat perjalanan, suasana pun
menjadi hening.
“how long
has she had this disease?” tanyanya tiba-tiba.
“maybe 2
years”
“what?!”
Oh iya, Kath
itu sudah menderita penyakit liver dari 2 tahun silam.
“yeah Grey”
Aku menatap
Grey dari samping. Ia terlihat sangat panik. Aku cemburuuuu. Aaaaaaaaaaaa!
Saat aku sedang
‘asyik’ menatapnya, tiba-tiba ia menatapku juga. DEG! Tatapannya sangat
menawan.
Aku pun tak
tahan melihatnya, lalu aku kembali menatap jendela yang ada di sebelah kiriku.
“we just
arrived” ucap Grey tiba-tiba.
“okay,
thanks” ucapku sambil terus menangis. Saat hendak turun, ia kembali menarik
tanganku.
“what?”
tanyaku.
“I know you
don’t like me. You cleaned your hands with soap a few moment after I wrote my
number on your hands. Aku tau itu”
DEG! Aku
terkejut mendengarnya. Kenapa ia bisa tau sih? Aaaa.. Apakah Kath yang
memberitahukannya? Ia sungguh keterlaluan. Sudah merebut Greyson, masih
membongkar kalau aku menghapus nomornya lagi. Kalau mau ambil Greyson, ambil
aja lagi. Tapi gak usah bongkarin. Kan ini bisa membuatnya tersinggung dan aku
juga merasa tidak enak dengannya. Iya kan?
“I’m so
sorry… I just want to wash my hands because I want to eat”
“no problem.
Thanks”
Ia
melepaskan tanganku. Lalu ia pun keluar dari mobilnya dan segera menggendong
Kath di punggungnya. And now, I’m getting jealous again._. oh God.
Aku berjalan
mengikutinya dari belakang hingga sampailah kami ke ruang IGD. Kath pun dibawa
masuk oleh suster untuk segera diperiksa. Sedangkan aku dan Greyson? Duduk
berduaan menunggu Kath.
Suasana
hening. Aku tak berani membuka conversation dengannya. Terus terang, aku masih
merasa bersalah dengannya. Apakah kalian pernah tau adakah seorang yang lebih
bodoh dari aku? Membuang nomor ponsel milik orang yang kalian sukai? Aku yakin
pasti kalian tak akan melakukannya. Iya kan?
Namun
bodohnya, aku baru saja melakukannya. Ya terus terang, aku menyukai Greyson
sejak ia membersihkan cream yang terdapat di sekitar bibirku. Bayangkan saja,
seorang lelaki tampan membersihkan sesuatu yang ada di wajahmu, kalian juga
pasti akan merasakan perasaan yang sama denganku. Ya, love at the first sight.
“Dok, gimana
keadaan pacar saya?!” ucap Greyson tiba-tiba yang membuatku terkejut dan
‘jealous’. PACAR?! Dia bilang PACAR?! Ohh crap!
“pacar anda
masih kritis, tapi dia sudah sadar”
“makasih
dok”
Greyson pun
langsung meninggalkanku yang masih termenung di depan ruang IGD. Kurasa Grey
masih kesal dengan sikapku kemarin. Ya, kemarin, karena ini sudah jam 2 pagi :p
. Dan kurasa ia benar-benar sedang jatuh cinta dengan saudara dan sahabatku.
Siapa lagi kalau bukan Kathleen? Okay, aku sendiri yang sudah memutuskan bahwa Kath bisa memiliki Greyson. Tapi kurasa aku menyesal. Aku benar-benar menyukai Greyson. Okay. Ini keputusanku sendiri.
Siapa lagi kalau bukan Kathleen? Okay, aku sendiri yang sudah memutuskan bahwa Kath bisa memiliki Greyson. Tapi kurasa aku menyesal. Aku benar-benar menyukai Greyson. Okay. Ini keputusanku sendiri.
Aku masih
menunggu Greyson dan Kath di dalam.
“aku punya
ide!” desahku.
Aku pun beranjak
dari tempat dudukku dan berjalan perlahan menuju ke depan pintu IGD. Aku
berusaha mengintip mereka. Karena terus terang, aku sangat KEPO.
DEGG!!
Begitulah rasanya ketika aku melihat mereka berdua dari pintu kaca alian
mengintip. Saat aku mengintip mereka, aku melihat Greyson sedang mengelus pipi
Kath dan menghapuskan air mata Kath. Aku terus menatapnya dalam-dalam sambil
menahan perasaan cemburuku ini. Dan ya, Greyson langsung mencium bibir Kath.
Aku sudah tak tahan. Air mataku pecah seketika melihat mereka berdua berciuman.
“aku tak
seharusnya begini. Karena aku sendiri yang memulainya, jadi aku harus bisa
menyelesaikannya!” gumamku sambil tetap menenangkan diriku. Walaupun kurasa aku
tak tahan lagi. Saat sedang menangis di depan pintu, tiba-tiba Greyson membuka
pintu dan keluar. Ia menatapku sejenak dan mulai mengeluarkan kata-kata.
“kenapa kamu
nangis?” tanyanya.
“oh gak
apa-apa” jawabku sambil berusaha menghapus air mataku yang terus mengalir di
pipiku.
“don’t lie
me, okay? Aku tau kok”
Oke, kurasa
aku mulai membenci Kath. Tidak puas kah dia merebut lelaki yang kusukai dan
membongkarkan semuanya? Kath, terima kasih banyak.
“leave me
alone!” teriakku.
“emangnya
siapa yang mau nungguin kamu?! Aku mau panggil dokter buat ngurusin Kath. Aku
mau pulang. Soalnya besok ulangan. Ntar aku blank lagi”
“terserah.”
Aku pun
berbalik darinya untuk pulang dengan ‘jalan kaki’ mungkin.
Aku mulai
berjalan perlahan dan meninggalkannya sambil terus menangis. Aku tak mau
melihat Kath. Aku benci dengannya. Saat berjalan, tiba-tiba Greyson
memanggilku. Terkejutnya bukan main aaaa.
“Paige!!!”
“what?!”
jawabku kesal sambil membalikkan badanku.
“take care!”
Ya, itu yang
ia ucapkan. Aku berdiri terpatung. Ternyata ia memperhatikanku? Omg.
“oke. So do
you” Jawabku lalu meninggalkannya.
Saat sudah
keluar dari gedung rumah sakit, aku sengaja tidak langsung berjalan pulang ke
rumah. Mengapa aku jalan kaki? Karena aku lupa tak membawa dompet. Bagus sekali
bukan? Ya, sangat bagus.
Aku berjalan
perlahan ke taman belakang rumah sakit dan duduk termenung. Aku memandangi
bintang-bintang yang ada di langit. Lagipula hari ini aku masih libur. Dan
kulihat jam tanganku ternyata ini sudah pukul setengah 3 pagi. Beruntung
bagiku, rumah ada security, jadi tak dikunci pun tak apa. Dan beruntungnya
lagi, aku tak serumah dengan orang tua, jadi aku tak akan dimarahin. Hahaha.
Aku
bersender pada bangku taman hingga aku tertidur. Saat tertidur, aku merasa ada
sesuatu mengenai punggungku dan pundakku. Namun aku tak mempedulikannya. Aku
tetap tertidur pulas. Aku sangat lelah hari ini.
Burung-burung
sudah berkicauan, tanda sudah pagi #eakk.
Aku
terbangun dan aku terkejut *apa ini*. Aku tertidur di pundak Greyson yang
sedang merangkul pundakku dan ia juga memakaikan jaketnya di tubuhku yang
menggigil ini. Kurang panjang-kah kalimatku? Oke, bukan masalah utama.
Aku berusaha
untuk tetap tenang. Jantungku berdebar begitu kencang. Aku mencoba menoleh ke
arah Greyson dengan sangat hati-hati. DEG! Ternyata daritadi ia menatapku. Omg
tatapannya… gak nahan deh :3 .
Aku langsung
duduk tegak dan melepaskan rangkulannya dan jaketnya.
“thanks”
ucapku singkat lalu meninggalkannya sendiri yang daritadi masih terus
menatapku.
“wait!”
teriaknya dari kejauhan. Aku tetap memandang lurus ke depan. Aku tak
menghiraukannya.
“Paige,
wait!” teriaknya untuk kedua kalinya.
Oke, aku
berhenti namun tak memandang ke arahnya. Aku merasa ada sesuatu mengenai
punggungku lagi. Ya, itu jaketnya. Dan aku merasakan sebuah pelukan yang sangat
hangat. Aku menoleh sedikit ke arahnya. Itu GREYSON! Ia memelukku dari
belakang.
Ia
membisikkan sesuatu ke telinga kananku.
“I’m so
sorry for last night”
Aku terdiam
dan melepaskan pelukannya dan jaketnya, lalu aku meninggalkannya yang masih
mematung memandangiku. WHATEVER?!
-skip-
Aku sudah
sampai di rumah. Lelah sekali rasanya. Menempuh perjalanan jauh dengan berjalan
kaki. Ini adalah pengalaman pertamaku. Wait, aku masih bingung. Greyson bilang
dia mau pulang soalnya hari ini ada ulangan. Namun kenapa ia malah menemaniku
di taman semalaman? Ini sungguh weird. Sudahlah, lupakan saja. Dia bukan
siapa-siapamu Paige, ingat itu!
*TULALITTULALIT*
ponsel Kath berdering kembali.
Otomatis aku
harus mengangkatnya.
*otp*
“hello?”
tanyaku.
“hey! It’s
me Greyson! Kath is dying! Please come back!”
“oh no no no
I just arrived and now you ask me to back to hospital? Are you crazy?!”
“I’ll take
you!”
“no. please
Greyson. Stop it. I hate Kath, okay? Okay then”
“but…”
Aku langsung
mematikkan panggilannya. Aku benci dia. Aku juga mencabut baterai Kath. Suapaya
tak ada panggilan atau SMS yang masuk. Huh.
Aku
membersihkan diriku dan sarapan. Aku tak peduli lagi dengan Kath. Ia sudah
mengkhianatiku. Dan ia tak tau bagaimana rasanya. Rasanya itu SAKIITTT banget
tau gak #eakk.
Saat sedang
mencuci tanganku, tiba-tiba bel rumahku kembali berbunyi.
“siapa lagi
pagi-pagi dateng? Ah pasti ada orang iseng. Palingan udah diurusin sama pak
security” gumamku.
Aku berjalan
hendak menuju ke kamarku. Saat sedang menaiki tangga, tiba-tiba suara Greyson
terdengar.
“Paige!!
Where are you?!” teriaknya.
“ah apa lagi
tuh anak, pagi-pagi dateng, ganggu orang aja” desahku lalu melanjutkan berjalan
menaiki tangga.
“Paige!
Please…”
Greyson pun
menyusuri ruang tamu, lalu ruang keluarga, lalu melihatku sedang menaiki
tangga. Ia langsung mengejarku dan memelukku dari belakang.
“Grey, are
you really really really crazy? Ini itu tangga! Jangan main-main sama tangga!
Ntar jatuh gimana?!” bentakku.
“no problem”
jawabnya singkat lalu menggandengku.
“lepasin!”
“gak”
Ia membawaku
ke mobilnya. Aku yang hanya kebingungan dengan ‘terpaksa’ namun ‘senang’
mengikutinya. Aku duduk di sebelah Greyson.
“where will
we go? To the hospital?” tanyaku pelan sambil tak melihatnya.
“we’ll go to
somewhere” jawabnya sambil tersenyum.
Aku dapat
melihat raut wajahnya yang tersenyum melihatku dari pantulannya di kaca jendela
sebelah kiriku. Ia sungguh keren.
Tak lama
kemudian, ia memberhentikan mobilnya. Wait, ini kan Bedugul! Mau apa dia
membawaku kesini?!
“Grey?
Kenapa kamu membawaku kesini?!” ucapku.
“lihat saja”
Aku menuruni
mobilnya. Ya, aku lupa tak membawa dompet lagi. Ponsel pun tidak. Omg bodohnya
aku,.
Aku berjalan
mendahului Greyson. Namun tiba-tiba aku merasakan sesuatu mengenai tanganku.
Aku menoleh sedikit dan ternyata itu dia. Ia menggandeng tanganku. Tangannya terasa
sangat hangat.
“c’mon!”
ucapnya cepat lalu menarik tanganku.
Ia pun
memesan tiket untuk menaiki boat mengelilingi danau.
Aku dan
Greyson pun menaiki kapal tersebut berdua. Hanya berdua :p .
Aku tak tau,
inikah yang namanya dating? Ataukah ini hanyalah hangout? Tapi di dalam lubuk
hatiku paling dalam aku menginginkan ini adalah my first date.
Oh iya,
Greyson mengendarai kapal ini sendiri. Aku duduk di sebelahnya sambil
melihat-lihat pemandangan danau Bedugul ini. Walaupun terlihat biasa menurutku,
karena aku sering banget liburan kesini. Namun bersama Greyson, apa sih yang
gak seru? Kayanya seru semua deh ya :3 .
Saat sedang
mengendarai kapal, tiba-tiba tangan kiri Greyson menggenggam tanganku. Aku
menatap tangannya yang tengah menggenggam tanganku. Ia sungguh romantis! Ia
telah membuat jantungku berdegup sekencang ini sebanyak 3x mungkin. Ia
tersenyum ke arahku, lalu membuang pandangannya kembali ke arah depan. Saat
berada di tengah danau, ia memberhentikan kapalnya.
“what
happened?” tanyaku kebingungan.
Ia pun tak
menjawab pertanyaanku. Namun ia pun berpindah di belakangku dan mulai memainkan
air danau ini.
“kata orang,
apabila suatu pasangan memegang air ini secara bersamaan, lalu air ini berubah
menjadi hangat, mereka akan menjadi pasangan yang tak dapat terpisahkan”
DEG!
Bagaimana dia bisa mengatakan itu? Padahal dia kan orang Amerika, wajahnya
terlihat begitu. Namun mengapa ia mengetahui tentang kisah ini? Aku sendiri
saja lupa.
“i.. iyaa…”
jawabku terbata-bata.
“oke, mari
kita coba”
“coba apa?” tanyaku
pura-pura bloon.
“ayo pegang
air ini bersamaan. Satu.. dua… tiga….”
Kami pun
memegang air danau tersebut secara bersamaan. Benar-benar bersamaan, tepatnya.
Dan tak lama kemudian, aku merasa air yang semulanya dingin berubah menjadi
hangat.
“gimana rasanya?”
tanya Greyson.
“hangat”
jawabku datar.
“bagus. Aku
juga merasakan hal yang sama” jawabnya.
“uhmm… what
do you mean?”
“maybe we’re
meant to be together forever”
“ohh it’s
impossible. You’re Kath’s”
“no I’m not.
I’m yours”
Watdahell
kenapa anak ini bisa mengatakan begitu?! Jantungku terasa mau copot!!!!
“uhm..”
“be mine?”
ucapnya tiba-tiba sambil menggenggam kedua tanganku.
“uhm… but…
how about Kath?? She lover you more than I love you!” jawabku. Bukan bermaksud
untuk menolaknya, namun aku juga memikirkan bagaimana perasaan Kath, iya kan?
“no. she
doesn’t love me” ucap Grey.
“she said
that she loves you, Greysonnn…” jawabku.
“no she
doesn’t. Please, be mine?”
“ehm..” saat
aku mau menjawabnya, tiba-tiba ponsel Greyson bergetar.
Ia langsung
melepaskan tanganku dan mengangkat ponselnya.
*otp*
“halo,
bersama dengan tuan Greyson Chance?”
“iya ini
Greyson sendiri. Ini siapa?”
“ini dari
pihak rumah sakit tempat Kath dirawat. Kath is dying”
“o..
alright!”
Greyson
langsung mematikan ponselnya.
Ia langsung mengendarai
kapalnya secara cepat dan menuju ke daratan. Melihat tingkahnya yang seperti
itu, aku tak berani mengatakan apa pun kepadanya.
Saat sedang
di mobil, ia tak mengatakan apa-apa. Ekspresi menunjukkan orang yang sedang
amat sangat panik. Aku tau. Tadi itu pasti dari pihak rumah sakit. Mungkin
dokter mengatakan tentang keadaan Kath. Dan mungkin, Greyson tak benar-benar
mencintaiku. Ya, aku tau itu.
“Kath is
dying” ucap Greyson tiba-tiba memecahkan keheningan.
“oh” jawabku
datar sambil menahan tangis.
“what
happened with you? She’s your bestfriend and she’s your cousin! Kenapa kamu gak
khawatir dengannya sama sekali?!”
“oh jadi
kamu lebih belain Kath, gitu?!”
“bukannya
gitu. Tapi pikirin dong, dia itu Cuma mau ngebantu kamu!”
“ngebantu
apa coba?! Dia itu udah merusak segalanya!”
“rusak apa?!
Dia itu baik, gak seperti yang kamu pikirin!”
“emang aku tau dia baik! Dia lebih baik dari aku, dia lebih cantik dari aku, dia lebih smart dari aku, dia itu PERFECT, okay?!”
“emang aku tau dia baik! Dia lebih baik dari aku, dia lebih cantik dari aku, dia lebih smart dari aku, dia itu PERFECT, okay?!”
“dia itu
Cuma mau ngebantu hubungan kita” jawab Greyson melemah.
“maksudmu?!
Dia itu udah ngerebut kamu dari aku.. oops” okay, aku keceplosan.
“ngerebut?
Aku gak ngerti apa maksudmu”
“udah,
lupakan”
Aku pun
mulai menangis. Aku sudah tak tahan olagi. Hanya bermula dari pergi liburan ke
Pantai Kuta, mengapa sekarang berakhir seperti ini?! Aaaaa. Lebih baik aku
bungkam, daripada harus merusak suasana.
“arrived”
ucap Grey datar lalu keluar dari mobilnya. Aku juga keluar dari mobilnya. Kami
berdua berlari sekuat tenaga.
“dok, Kath
dimana?!” teriak Grey sambil ngos-ngosan.
“dia tak
sadarkan diri”
“apa dok?!!”
jawabku terkejut.
“Kath!!”
teriak Grey lalu langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.
Aku berdiri
di ambang pintu mendengarkan semuanya.
“Kath”
panggil Greyson.
“Kath,
please bangun!” Greyson mulai menggoyang-goyangkan tubuh Kath yang sudah kaku
tersebut. Aku terus memeras air mataku.
“Grey..
Greyson…”
Sungguh
keajaiban! Kath terbangun dan memanggil nama Greyson, bukan namaku.
“Kath..
katakan sesuatu kalau kamu mau..”
“gimana?
Udah jadian sama Paige?” tanya Kath yang sangat mengejutkanku.
“aku udah
ngungkapin semuanya. Dia belum jawab. Dan dia juga ngira kalau kamu ngerebut
aku dari kamu. Apa itu benar?” tanya Grey.
Kath
tersenyum sejenak dan berkata, “tidak. Sebenernya dari awal aku udah tau kok
kalo dia suka sama kamu. Terlihat banget dari sorotan matanya. Makanya, aku
punya rencana buat minta nomor Hpmu biar kalian bisa tambah deket. Soalnya aku
kasian sama dia. Dia itu udah ditinggal pacarnya 2x. kamu pasti tau kan gimana
rasanya? Dan sebenernya aku juga suka sama kamu. Kamu itu cool, handsome, cute,
semuanya bercampur aduk. Tapi aku juga tau diri kan. Aku udah tau dari awal
kalo waktuku tinggal beberapa hari lagi. Dan aku harus berusaha buat nyatuin
kalian berdua. Sebelum aku meninggal, tepatnya. Aku pengen banget liat kalian
langgeng, walaupun tanpa aku lagi”
Air mataku
keluar semakin deras. Aku tak menyangka bahwa ternyata Kath merencanakan ini
dari awal. Maafkan aku Kath, aku sudah ber-negatif thinking denganmu.
“Kath!”
panggilku memberanikan diri.
“Paige!”
jawab Kath sambil menangis. Aku langsung memeluk Kath. Mungkin untuk yang
terakhir kalinya. Aku merasakan tubuhnya sangat dingin dan kaku.
“Paige, maaf
aku udah buat kamu salah paham. Aku emang suka sama Greyson. Tapi aku gak akan
ngerebut Greyson dari kamu. Aku udah tau hidupku udah gak lama lagi. Dan aku
tau kalo kamu…” aku memotong ucapannya. “iya Kath, aku udah tau semuanya. Tadi
aku dengerin semua percakapan kalian. Maaf ya Kath, udah salah paham”
“uhm.. aku
udah maafin kamu kok, Paige. Kamu kan sahabat terbaikku yang pernah aku punyai”
ucap Kath.
“Kath..
makasih banyak ya udah bantu aku” ucapku.
“iya Kath,
thanks banget ya. Aku salut banget sama kamu” ucap Grey tiba-tiba.
Kath tertawa
kecil dan mulai berkata, “aku senang kalian udah pacaran”
“kita belum
pacaran. Paige belum jawab” jawab Grey terlihat memelas.
“okay, I’m
yours” ucapku.
Aku
tersenyum nakal melihat Greyson. Greyson juga tersenyum ke arahku. Aku pun
lengsung merangkul Greyson dan mencium bibirnya dengan lembut. Saat kami sedang
berciuman, lagi-lagi suara mengerikan itu berbunyi.
*TIIIITT*
Kath telah tiada. Ia sudah meninggalkan kami berdua. Aku melepaskan ciumannya
dan langsung menghampiri Kath.
“thanks so
much, Kath. And I’m so sorry about Greyson, Kath” ucapku sambil memeluk Kath.
Ya, ini adalah pelukan terakhirku.
-12 years-
*teng teng
teng*
Lonceng
gereja berbunyi. Kami berdua akan menikah hari ini. Aku dan Greyson akan
menikah hari ini. Berawal dari pertemuan singkat kami di Pantai Kuta,
kecemburuanku terhadap Grey dan Kath, dan akhirnya semua terbongkar bahwa Kath
hanya ingin menyatukanku dengan Greyson. Maaf Kath, aku sudah berprasangka
buruk terhadapmu. And, thank you so much Kath for making me happy like this!
Upacara
pernikahan kami selesai dan kami berbalik badan ke arah tamu-tamu yang hadir di
gereja.
Di
tengah-tengah tamu-tamu yang hadir disini, aku melihat arwah Kath sedang
berdiri sambil bertepuk tangan dan tersenyum ke arah kami berdua.
Ya, disinilah kehidupanku bersama Greyson dimulai.
***
0 comments:
Post a Comment