~KRINGKRINGKRING~
Perlahan aku
membuka kedua mataku. Walaupun rasanya masih sangat berat. Saat aku berdiri,
tiba-tiba dadaku terasa berat sekali. Aku pun memeganginya sambil menahan rasa
sakitnya. Aku pun secara perlahan menuju ke meja belajarku yang terletak tidak
jauh dari tempat tidurku. Aku segera membuka botol obatku. Disana tertulis “3x1
sehari sebelum makan”. Aku pun mengambil sebutir tablet yang ada di dalam botol
tersebut dan menelannya. Aku pun meraih jam beker yang ada di meja belajarku
yang daritadi masih berdering kencang. Aku pun melihatnya, 4:00 a.m. Mungkin
menurut kalian ini terlalu pagi. Namun menurutku tidak. Karena aku sudah
terbiasa dengan semua ini.
Aku pun meraih handukku dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, aku pun keluar dari kamar mandi. Aku kembali mendatangi meja belajarku untuk mengambil sisir dan gel rambutku. Aku menyisir rambutku yang bewarna coklat mengkilap ini secara perlahan. Tidak lupa aku memberi gel pada rambutku dan sedikit membuat rambutku bergaya. Supaya terlihat lebih cool, mungkin. Setelah selesai, aku segera mengambil kunci mobilku yang ada di dalam laci meja belajarku dan tidak lupa aku membawa botol obat tersebut dan memasukkannya ke dalam tasku. Aku pun mengaca sejenak dan segera mengunci kamarku. Aku turun ke lantai 1, karena kebetulan kamarku berada di lantai 2. Seperti biasa, ruang makan masih terlihat sepi. Aku sengaja tidak menyapa ayah, ibu, dan kedua kakakku. Karena aku yakin bahwa mereka pasti masih terlelap dalam dunia mimpi. Aku segera menuju ke ruang makan dan membuat sarapan pagiku sendiri. Aku melahap semangkuk sereal dengan susu putih yang dituangkan diatasnya dan segelas air putih dingin. Setelah melahap habis makananku tersebut, aku pun melihat ke arah jam tangan di tangan kiriku. Waktu menunjukkan pukul 4:45 a.m. Aku pun memutuskan untuk segera berangkat menuju ke rumah Dakota, sahabat terbaikku. Aku membuka pintu rumahku, namun aku sengaja untuk tidak menguncinya. Karena aku tahu, Bu Sari akan bangun tidur pada pukul 5:00 a.m.
Aku pun meraih handukku dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, aku pun keluar dari kamar mandi. Aku kembali mendatangi meja belajarku untuk mengambil sisir dan gel rambutku. Aku menyisir rambutku yang bewarna coklat mengkilap ini secara perlahan. Tidak lupa aku memberi gel pada rambutku dan sedikit membuat rambutku bergaya. Supaya terlihat lebih cool, mungkin. Setelah selesai, aku segera mengambil kunci mobilku yang ada di dalam laci meja belajarku dan tidak lupa aku membawa botol obat tersebut dan memasukkannya ke dalam tasku. Aku pun mengaca sejenak dan segera mengunci kamarku. Aku turun ke lantai 1, karena kebetulan kamarku berada di lantai 2. Seperti biasa, ruang makan masih terlihat sepi. Aku sengaja tidak menyapa ayah, ibu, dan kedua kakakku. Karena aku yakin bahwa mereka pasti masih terlelap dalam dunia mimpi. Aku segera menuju ke ruang makan dan membuat sarapan pagiku sendiri. Aku melahap semangkuk sereal dengan susu putih yang dituangkan diatasnya dan segelas air putih dingin. Setelah melahap habis makananku tersebut, aku pun melihat ke arah jam tangan di tangan kiriku. Waktu menunjukkan pukul 4:45 a.m. Aku pun memutuskan untuk segera berangkat menuju ke rumah Dakota, sahabat terbaikku. Aku membuka pintu rumahku, namun aku sengaja untuk tidak menguncinya. Karena aku tahu, Bu Sari akan bangun tidur pada pukul 5:00 a.m.
Seperti
biasanya, aku membuka pintu garasiku sendirian dan melihat terdapat 5 mobil
disana. 1 milik ayahku, 1 milik ibuku, 1 milik Kak Tanner, 1 milik Kak Alexa,
dan 1 lagi tentunya milikku. Aku pun membuka pintu mobilku dengan logo Ford di
bempernya. Aku pun mengendarainya untuk keluar dari garasi. Lalu aku turun,
untuk menutup kembali pintu garasinya. Tak lama setelah aku menutup pintu
garasi, aku pun mengendarai Ford-ku dengan sangat cepat, karena jalanan tentunya
masih sepi. Pukul 5:00 a.m., aku sudah sampai di depan rumah Dakota, yang
terlihat sangat sepi pagi itu. Rumah yang tidak terlalu besar dan sederhana,
namun terlihat sangat nyaman dan indah. Aku pun menekan bel rumahnya dan
berbunyilah ~TENGTONG~. Dan tak lama kemudian, seorang perempuan berbaju
sederhana keluar untuk membukakan pintu rumahnya.
“good
morning, may I meet Dakota?”
“are you
Greyson? Of course, you may”
“thank you”
“anytime”
Wanita itu
pun mempersilahkanku untuk masuk ke dalam rumah tersebut.
“Dakota is
still sleep on her room right now. But you can see her in her room if you don’t
mind”
“of course,
thank you”
“no problem”
Aku pun
berjalan menuju kamar Dakota yang terdapat di lantai 2. Aku mengetuk pintu
kamarnya dan berteriak.
“Dakota?
Wake up please!”
“….”
Aku pun
mencoba mengetuknya sekali lagi sambil meneriakkan kata-kata yang sama. Namun
seperti yang terjadi tadi, tidak ada respon dari dalam kamarnya. Aku pun
mencoba membuka pintu kamarnya, yang kebetulan tidak terkunci. Aku membukanya perlahan.
Dan, terlihatlah, seorang perempuan sedang tertidur pulas di ranjangnya. Aku
pun duduk di pinggir ranjangnya sambil mencoba membangunkannya.
“Dakota
Dennys, wake up please?”
Namun masih
tidak ada respon darinya. Aku pun menatap wajahnya dalam-dalam.
“she’s so
cute anyway. And I love her eyes”
Dan tak
disangka, ternyata Dakota pun membuka matanya sambil tertawa.
“why are you
laughing?”
“hahaha no,
I just heard all you said”
“what?! Oww
you’re really annoying”
“hahaha
peace”
“okay. So
you would take a bath right now. You look bad anyway”
“hahaha no
I’m not. You said that I’m cute and you love my eyes hahaha”
“oww stop it
please. It was my fault to said that”
“hahaha
okay, I’ll take a bath. But, would you go out from my room? I didn’t mean to
eject you. But you have to. Sorry”
“no problem,
thank you”
“well”
Aku pun
meninggalkannya yang masih duduk di ranjangnya sambil tersenyum. Aku
menunggunya di depan ruangannya. Sekitar 20 menit kemudian, ia pun keluar dari
ruangannya dan terkejut karena melihatku yang menunggunya daritadi.
“why did you
wait me here? I mean, why didn’t you wait me at the living room?”
“hahaha it’s
no problem”
Aku pun
bersujud dihadapannya sambil menawarkan tanganku. Berulah seolah seperti
seorang pangeran yang hendak menggandeng putrinya. Ia pun tersenyum dan
menerima tanganku.
“thank you
my prince”
“you’re
welcome my beautiful princess”
Kami pun bergandengan
tangan dan sampai di depan tangga, aku pun menghentikan langkahku.
“why?”
“no just.
Kiss my cheek, my princess?”
“hahaha of course”
~CUP~
Ia pun
mencium pipiku. Aku tersenyum, ia juga tersenyum.
“thank you”
“not mind”
Kami berdua
pun melanjutkan berjalan menuju lantai 1.
“c’mon Grey,
we can late!”
“no, just
eat your breakfast”
“no need, I
can eat it in school”
“whatever”
Aku pun
membuka mobilku dan segera mengemudikannya menuju ke sekolah.
*ARRIVED*
“Dakota”
“what?”
“I want to
tell you something”
“what
about?”
“it’s about
love”
“what do you
mean?”
“well cause
you’re the one and the only my best friend forever, so I could tell you about
this”
“what? Just
tell me what”
“I’m in love
with someone”
“who? Omg…
congratulations!”
“hahaha
thanks. She’s Leila. I want to explain it to her, but I’m nervous to do that”
“why? You’re
handsome, tall, talented, and nice! You’re funny too and kind! So, what are you
waiting for? Tell her!”
“hm… thank
you Dakota, you’re the best of the best bestfriend I ever had”
“hahaha
thank you”
“but,, would
you help me?”
“help you
what?”
“how about
the gift? A bucket of flowers? Or a dinner or a dating maybe?”
“hahaha
don’t be worry about that. I’ll help you”
“thank you!”
“you’re
welcome”
Dakota pun
bersedia untuk membantuku. Hingga pada saat malam tiba, Dakota sudah
mempersiapkan semuanya. Mulai dari dinner, gift, flower, candle, serta dekorasi
ruangannya.
“Leila”
“what?”
“don’t you
know why I invited you to dinner with me tonight?”
“hahaha no.
just tell me why”
“because…
because…. I’m falling in love with you!”
Leila
menunjukkan ekspresi ketidakpercayaannya. Ia pun tersenyum dan mengangguk.
“so, I’m
yours tonight”
“yeah.
You’re mine”
Kami berdua
pun berpelukkan dan aku pun mendekatkan wajahku dengannya dan mencium bibirnya
dengan lembut. Walupun ini bukan my first kiss, namun aku menikmatinya. Kau
tahu? I did my first kiss with Dakota when we were 9.. It’s crazy right?
Hahaha.
Aku pun
melepaskan ciumanku dan kami saling tersenyum dan memandang satu sama lain.
Hari ini
memang hari bersejarah untukku. Karena,, aku resmi berpacaran dengan Leila.
Yeeee! \m/
~SKIP~
“how was
your…” pembicaraan Dakota pun terputus setelah Leila datang menghampiriku.
“sorry
Dakota, I’ll call you later!” teriakku menjauh karena lenganku ditarik oleh
Leila. Namun aku tahu, wajah Dakota menunjukkan seperti seseorang yang sedang
cemburu.
“what are
you doing with her, huh?!”
“hey, she’s
my bestfriend since we were 5. So it’s usual”
“ow, so, are
you trying to get away from me?!”
“nooo… I
love you so much, Leila. But you have to understand me”
“it’s okay.
If you dare to keep in touch with her, I’ll kill myself”
“ow please..
do not threathen me like that”
“well”
Aku tidak
menyangka. Ternyata Leila itu cewek yang egois. Ia tidak memikirkan bagaimana
perasaanku. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Egois.
Well, dokter
sudah melarangku untuk tidak emosi. Namun kali ini aku emosi. Dan emosiku ini menyebabkan
penyakitku kumat lagi. Aku memegangi dadaku yang terasa sangat sakit. Bahkan
lebih sakit dari sebelumnya. Tiba-tiba, Dakota melihatku dan menghampiriku. Aku
berusaha untuk mengusirnya, karena aku tidak mau Leila memutuskan aku.
“Grey.. what
happened…”
Aku langsung
memotong ucapannya.
“sorry. But
you have to go away from my life”
“why?”
tanyanya dengan tangis yang ditahan.
“nothing,
just go away”
Dengan
sangat terpaksa, aku harus mengeluarkan kalimat-kalimat menyakitkan itu dari
bibirku. Karena aku takut, Leila akan mengetahuinya.
~SKIP~
~PULANG SEKOLAH~
Biasanya,
aku selalu mengantarkan Dakota untuk pulang ke rumahnya. Namun sekarang tidak.
Aku akan selalu ada untuk Leila. Aku hanya bisa memandang Dakota dari kejauhan. Biasanya, aku selalu melihat dia. Dia pulang sendiri dengan jalan kaki. Sebenarnya, aku merasa sangat
kasihan dengannya. Tapi, apa boleh buat?
Aku menunggu
Leila di pintu gerbang. Namun mengapa ia tidak keluar juga?
“how dare
you! If you still keep in touch with him, I’ll kill you someday!”
“hahaha…
what’s your business?! It’s not your problem, girl!”
Aku melihat
pertengkaran mereka dari kejauhan. Sebenarnya, ingin sekali rasanya membawa
Dakota segera pergi darinya. Tapi bagaimana? Leila! Leila! Leila! Aku terus
melihatnya dari kejauhan, sampai sampai…
“awwww!! You
hurted me!!!”
“as you
know, I said that I’ll kill you someday, if you still try to keep in touch with
him. He’s mine, not yours!”
“but he’s my
bestfriend! don’t you know it?! Fool!”
“how dare
you!”
Aku
melihatnya… Leila… Ia sudah menampar Dakota sebanyak 3x! dan aku juga
melihatnya terlihat sangat kesakitan. Dan ia… ia… ia menangis! </3
Sampai
akhirnya, aku melihat Leila pergi meninggalkan Dakota untuk menghampiriku. Aku
pun segera berakting seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
~SKIP~
Hari-hari
yang kulalui bersama Leila terasa hambar. Karena Leila sangat egois. Ia tidak
pernah mengijinkanku untuk menyapa Dakota. Dan Leila juga menyuruhku untuk ikut
mem-bully Dakota. Apabila aku tidak melakukannya, dia akan membunuh Dakota atau
akan bunuh diri. Aku semakin takut dengan ancamannya yang bisa dibilang ‘GILA’
tersebut. Dan bodohnya,, aku menuruti apa yang ia katakan! Betapa bodohnya aku.
*BYURRR*
“ouch!!”
teriak Dakota. Sebenarnya aku memang tidak tega melihatnya seperti itu. Tetapi
ini demi kebaikan kita berdua.
“hahaha… you
enjoyed it?! Hahahaa it was your punishment!” teriak Leila di depan Dakota.
“hahaha
listen it! Or maybe,, you don’t have ears? Hahaha. Such a fool girl!” bullyku
dengan sangat terpaksa.
“okay
Greyson, I’m really disappointed about all of this! Remember? I was the girl
who helped you to be her boyfriend! But is this how you thank me?! Huh?!!! Are
you satisfied??! Hahaha thank you”
Aaaaaa aku
tidak tega melihatnya! Rasanya ingin sekali aku memeluknya dan mencium pipinya.
“not mind”
jawabku datar lalu langsung pergi meninggalkannya, karena aku tidak tahan
melihatnya. Aku tak tega.
***
Hari demi
hari, bulan demi bulan sudah kulalui bersama dengan Leila. Dan selama 6 bulan
ini, aku juga merasa bahwa penyakitku ini semakin parah. Dan aku juga tidak
tega melihat Dakota yang harus di-bully olehku dan oleh Leila SETIAP HARI.
“Leila…”
panggilku. Oh ya, hari ini adalah hari annivku dengan Leila.
“what, hun?”
“I just want
to tell you something”
“what about?
Oh yeah. This is my gift for you”
“wow, what
is this? Thank you”
Aku pun
membuka hadiahnya, dan ternyata.. itu…. Itu… itu sebuah pisau! Sebuah pisau
yang diberi hiasan berupa pita bewarna merah di pegangannya. Rasanya ngeri
sekali memegangnya.
“huh?? What
do you mean??” tanyaku kepada Leila.
“hahaha
don’t ask about that. I just want you to kill her today, as your anniversary
gift for me”
Aku
terbelalak kaget. Kali ini ia benar-benar keterlaluan! Baru saja aku ingin
mengungkapkan bahwa aku sudah tidak menyukainya, dan aku ingin putus dengannya,
namun sekarang? Ia menyuruhku untuk membunuh sahabat yang paling aku sayangi
dan aku… CINTAI. Ya, walaupun kami sempat bermusuhan selama 6 bulan terakhir
ini, tetapi aku mulai merasa ada perasaan diantara kami berdua, atau mungkin
hanya ada di pihakku. Ya, I LOVE HER SO MUCH, I LOVE HER MORE THAN LEILA, AND
MORE THAN MY LIFE. If it needed, maybe I’ll give my life for her. What does it
mean? Yeah, I’ll die for her. Just for her. Not anyone else. Just her. Tapi
sekarang, apa yang harus aku katakan kepada Leila mengenai pisau ini? Dipihak
satu, aku takut aku akan membunuh Dakota dengan tanganku sendiri. Namun dipihak
lain, aku takut Leila akan bunuh diri. Serba salah. Mungkin itu lah yang
terjadi pada diriku, sekarang.
“what?!”
“what?! Are
you crazy or what? Don’t you love me? If you love me, proof it!”
“no with
this one” jawabku santai.
“what do you
mean?! Did you mean, you refuse it?!”
“if yes,
what will you do?”
“I’ll kill
you first, then I’ll kill myself”
“how about
if I’ll kill you first? Tanyaku, lagi-lagi dengan ekspresi santai. Yang
membuatnya semakin kesal.
“well if you
don’t love me”
“yes it
does”
“what do you
mean?”
“I don’t
love you again anymore. I’m in love with someone”
“I bet
you’re in love with Dakota”
“hahaa you
true”
Aku pun
membuang pisaunya tepat di depan Leila. Leila hanya menunjukkan ekspresi
‘dendamnya’. Namun aku hanya tertawa melihatnya dari kejauhan.
Aku pun
berjalan-jalan di sekitar perpustakaan. Saat sedang berjalan, tiba-tiba aku
melihat Dakota yang baru saja keluar dari perpustakaan. Mungkin ia habis
membaca novel. Karena membaca novel merupakan satu-satunya hobi yang ia punyai.
Aku pun
menarik tangannya sampai tubuhnya jatuh di pelukanku.
“what are
you…”
Ucapannya
terpotong ketika aku mulai mengelus-elus rambutnya yang halus tersebut. Dan aku
dapat merasakan bahwa jantungnya berdegup kencang. Demikian pula jantungku. Aku
melihat matanya yang tidak menatapku daritadi. Aku pun mengangkat dagunya dan
menangkap pandangannya. Ia pun berusaha untuk melepas pelukanku, namun aku
tidak akan membiarkannya. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan
perasaanku padanya.
“what?!”
tanyanya masih dengan nada yang kesal
“nothing.
You’re really beautiful”
“not as
beautiful as Leila”
“no, you’re
more beautiful than her”
Secara tak
sadar, ternyata daritadi Leila mengawasiku dan Dakota yang sedang berpelukan.
Ia mengawasi kami sambil membawa pisaunya. Namun aku tak menghiraukannya,
karena aku tahu, dia tak akan berani melakukan apa-apa saat ini. Ini adalah
sekolah. Dan sekolah kami memasang CCTV pada setiap sudutnya, namun tidak pada
sekitar perpustakaan.
Aku pun
melanjutkan ucapanku.
“you’re
perfect”
“what?!”
tanyanya tak percaya.
“just close
your eyes” jawabku santai.
Dan
bodohnya, ia pun menutupkan matanya. Aku pun mendekatkan wajahku ke wajahnya.
Hidung kami pun bersentuhan. Dan akhirnya, bibir kami pun bersentuhan. HOW
SWEET IT WAS.
Leila pun
datang dengan muka kesalnya sambil menarik Dakota. Otomatis aku melepaskan
ciumanku dan pelukanku.
“how dare
you!” bentak Leila sambil membawa pisau di tangannya, yang siap untuk menusuk
Dakota. Aku pun berusaha melepaskannya dengan penuh emosi. Dan ya, aku kembali
merasakan sakit di dadaku. Tetapi aku berusaha menahan rasa sakitnya. Namun
secara tak sengaja, pisaunya mengenai telapak tanganku. Dan anehnya, darahku
sukar berhenti. Leila terus menatapku dengan perasaan yang penuh dengan
kekesalan, kekecewaan, dan kekhawatiran. Namun aku tak menghiraukannya. Namun
sedikit untung bagiku, karena pisaunya mengenai tangan kiriku, bukan tangan
kananku. Sehingga aku bisa menggunakan tangan kananku untuk menulis, melakukan
sesuatu, menggandeng Dakota, dan merangkulnya.
“are you
okay?” tanya Dakota
“I’m okay,
don’t worry”
“c’mon, I’ll
take you some betadine and bandage!”
“no need. I
just need you next to me so I’ll recover”
“no. c’mon”
Setelah
sampai di UKS, Dakota pun memberi mengolesi betadine pada telapak tanganku
secara lembut dan halus. Kemudian ia membalutkan perban di tanganku. Aku merasa
sangat nyaman, berada di dekatnya.
“thank you”
“no problem”
~SKIP~
Hari ini
adalah hari ulang tahun Dakota! Aku sudah membelikannya boneka Micky Mouse.
Karena Micky Mouse adalah tokoh kartun favoritnya. Namun pagi itu sangat sepi.
Leila tidak menghubungiku pula. Biasanya dia paling suka menelponku. Mungkin
dia masih kesal karena kejadian kemarin siang. Aku pun mencoba untuk
menghubungi Dakota melalui skype. Inilah bunyi percakapannya:
Greysonnnnn:
hi sweetie <3
Girldakota:
hi. What’s up? J
Greysonnnnn:
nothing. Happy b’day! ^^
Girldakota:
hahaha u remember it? Omg thanks greyyy :D
Greysonnnnn:
ofc I remember it. It’s a special day for me too :*
Girldakota:
why? :O
Greysonnnnn:
because you’re my princess :*
Girldakota:
hahaha and u are my prince :*
Greysonnnnn:
hahaha thank honey! :*
Girldakota:
:*
Greysonnnnn:
may I have dinner with u tonight, my pretty princess? <3
Girldakota:
ofc my handsome prince <3
Greysonnnnn:
Paradise Restaurant, 7 p.m. please make your face more beautiful. And please
wear your best dress!
Girldakota:
hahahaa okayy. But, I have to go now. Bye!
Greysonnnnn:
bye!
Percakapan
mereka pun berakhir.
Waktu sudah
menunjukkan pukul 6:30 p.m. aku pun berniat untuk berangkat lebih awal. Oh ya,
tak lupa semua dekorasi sudah kuatur ONLY FOR HER :* .
Aku memakai
shirt bewarna putih dengan jas bewarna hitam. Rambutku kubuat naik pula
menggunakan gel. Aku mengenakan celana jeans dan sepatu converse bewarna hitam.
Aku mengambil kunci mobilku dan berangkat! Tak lupa aku membawa hadiah yang
sudah aku persiapkan dari kemarin.
~SKIP~
~ARRIVED~
Aku terkejut
melihat semuanya. Semua dekorasi dan acara hancur. Dan aku melihat seorang
perempuan membawa pisau dan dia berdiri tepat di belakang Dakota yang sedang
menungguku dengan ekspresi yang penuh dengan kekecewaan. I’m sorry Dakota :”(.
Aku mencoba melihatnya secara seksama. Ternyata perempuan yang bediri tepat di
belakang Dakota adalah LEILA! OMG AKU TIDAK MENYANGKA IA AKAN MELAKUKAN SEMUA
HAL GILA INI! I HATE HER SO MUCH! Aku berusaha berlari mengejarnya karena aku
takut ia akan benar-benar membunuh Dakota. Aku pun berlari dengan sekuat tenaga
dan akhirnya aku bisa memeluk hangat tubuhnya. Namun aku merasa ada darah segar
yang menetes dan jatuh di pipi kananku. Aku pun memberanikan diri untuk melihat
ke atas. Dan dia… dia… dia….. dia….. dia mengeluarkan darah dari mulutnya. Betapa
kagetnya aku melihatnya. Aku pun melepaskan pelukanku dan melihat DAKOTA JATUH
DI DEPANKU DENGAN PERUT YANG BERLUMURAN DENGAN DARAH! Aku. Sudah. Terlambat.
Aku pun menangisi Dakota yang sudah terbaring kaku di depanku. Aku pun terus
menangis hingga seseorang mengulurkan tangannya tepat di depan wajahku. Aku
menengok ke atas dan dia adalah orang yang paling aku benci. Dia adalah LEILA.
Dia tersenyum ke arahku sambil masih membawa pisau yang berlumuran dengan
darah. Aku pun emosi. Aku pun murka. Aku pun berdiri dan memandangnya dengan
penuh rasa dendam. Dengan tiba-tiba, ia menjatuhkan pisaunya dan memelukku
erat. Aku hanya diam saja, menahan emosi. Dan secara kurang ajar, dia hampir
mencium bibirku. Aku pun langsung menamparnya dan mendorongnya. Kali ini aku
benar-benar murka. Hingga tiba-tiba penyakitku kambuh lagi. Ya, penyakit
jantungku kambuh lagi. Aku pun memegangi dadaku yang terasa sangat sangat
sangat sakit ini dan berusaha untuk menahannya. Hingga tiba-tiba aku jatuh. Aku
tak sadarkan diri lagi. Namun sebelum aku terjatuh, aku sempat melihat dengan
samar-samar bahwa aku berbaring tepat di sebelah Dakota. Walupun aku sudah
tiada, namun aku merasa bahagia karena dapat pergi bersama-sama dengan Dakota,
selamanya. Dan aku bahagia, karena aku tidak akan merasakan sakit yang sangat
sakit lagi setelah aku tiada. Aku hanya akan merasakan kebahagiaan karena dapat
bersamanya selamanya. Ya, dia adalah Dakota, she was my drug of everything in
my life.
0 comments:
Post a Comment