Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis Raflesia Arnoldi. Jika ingin melihat bunga Raflesia Arnoldi yang telah menjadi ikon Kabupaten
Kepahyang ini tidaklah dapat ditemukan di sembarangan tempat. Karena
tanaman ini sangat sulit tumbuh. Tanaman ini hanya dapat tumbuh jika ada
tanaman inangnya yaitu Family Liana Sp. Raflesia Arnoldi banyak tumbuh pada kawasan hutan primer yang belum mengalami pengolahan lahan. Bunga Raflesia Arnoldi tidak memiliki daun dan batang sehingga sulit juga untuk di kelaskan ke tanaman tingkat tinggi, namun Bunga Raflesia Arnoldi dapat
dikatakan tanaman tinggi karena tanaman ini hanya memiliki bunga tapi
dapat menghasilkan biji. Sebagai keturunan Bengkulu asli, saya sudah
mengenal bunga Raflesia Arnoldi dengan baik dan juga menyaksikan disaat bunga ini mekar. Pada t penutup tahun 2007 bunga langka Raflesia Arnoldi mulai memasuki musim mekar.
Paling tidak ditemukan
lima kuntum bunga tengah mekar di kawasan hutan lindung Register 5
Bukit Daun, Taba Penanjung, Bengkulu Utara, sekitar 52 km sebelah timur
Kota Bengkulu. Lokasi mekar bunga ini ternyata berada
persis di pinggir jalan nasional Bengkulu – Kepahiang – Curup – Lubuk
Linggau. Sehingga banyak wisatawan lokal maupun wisatawan luar kota yang
berbondong – bondong mendokumentasikan mekarnya bunga langka ini. Bunga
raksasa, Raflesia Arnoldi pertama
kali ditemukan oleh Ilmuan berasal dari Inggris Thomas Stanford Raffles
dan ahli botani Arnol pada tahun 1818 di kawasan hutan di Manna,
wilayah Bengkulu Selata, sehingga bunga ini pun di beri nama Raflesia Arnoldi. Belakangan sejumlah kawasan hutan di Provinsi Bengkulu menjadi habitat alami tempat tumbuhnya bunga Raflesia Arnoldi. Bunga yang berukuran besar itu kini menjadi maskot pengembangan ekowisata di Provinsi Bengkulu.
Klasifikasi Raflesia Arnoldi berasal dari kerajaan Plantae dengan divisi magnoliophyta dan kelas magnoliopsida. Ordo dari Raflesia Arnoldi adalah Rafflesiales dengan famili Rafflesiaceae dan genus Rafflesia. Raflesia Arnoldi yang
banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini
hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu. Satu
tempat yang paling bagus dan mudah untuk menemukan bunga rafflesia
arnoldii ini adalah di hutan sepanjang jalan Bengkulu-Curup setelah
Kepahyang. Di Bengkulu sendiri, bunga rafflesia telah dijadikan sebagai
motif utama batik besurek (batik khas Bengkulu) sejak lama.
Secara umum Ciri khas yang membedakan Raflesia Arnoldi dengan bunga bangkai yaitu bentuk kelopaknya yang lebar tapi tidak meninggi dan berwarna merah. Pada saat Raflesia Arnoldi mekar, diameter bunga ini bisa mencapai ± 1 meter dan tinggi ± 50 cm. Raflesia Arnoldi tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 kelopak . Pada dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. Keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan kecil karena membutuhkan bantuan dari luar ( serangga, angin, air, dan manusia ), hal ini disebabkan belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya ± 1 minggu. Setelah itu Raflesia Arnoldi akan layu dan akhirnya mati.
Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit obligat dan tinggal di dalam akar tumbuhan Liana Sp seperti tali. Sedikit informasi, selama 200an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, Raflesia Arnoldi dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.
Secara umum Ciri khas yang membedakan Raflesia Arnoldi dengan bunga bangkai yaitu bentuk kelopaknya yang lebar tapi tidak meninggi dan berwarna merah. Pada saat Raflesia Arnoldi mekar, diameter bunga ini bisa mencapai ± 1 meter dan tinggi ± 50 cm. Raflesia Arnoldi tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 kelopak . Pada dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. Keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan kecil karena membutuhkan bantuan dari luar ( serangga, angin, air, dan manusia ), hal ini disebabkan belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya ± 1 minggu. Setelah itu Raflesia Arnoldi akan layu dan akhirnya mati.
Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit obligat dan tinggal di dalam akar tumbuhan Liana Sp seperti tali. Sedikit informasi, selama 200an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, Raflesia Arnoldi dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.
Namun sangat disayangkan karena meskipun bunga ini merupakan lambang dan
menjadi kebanggaan di Bengkulu, tapi sedikit sekali orang yang peduli
terhadap kelestariannya. Banyak masyarakat yang tidak ikut andil dalam
menjaga habitnya sehingga bunga langka ini sangat sulit untuk
mendapatkan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya. Tak banyak juga
masyarakat yang usil dengan keberadaan Raflesia Arnoldi sehingga
tidak banyak yang menggangu dan memegang bunga ini, padahal bunga ini
jika tersentuh oleh tangan atau benda keras lainnya akan cepat membusuk.
Sehingga untuk menjaga Bunga ini, maka disekeliling bunga ini dipagari
dengan pagar bambu oleh masyarakat. Masyarakat yang menemukan pertama
kali saat bunga ini masih dalam bentuk bonggol akan merawat dan menjaga
bunga ini hingga mekar, biasanya setiap penggunjung yang datang akan
memberikan sumbangan sukarela. Hampir setiap tahunnya di daerah Taba
Penanjung ditemukan Raflesia Arnoldi mekar.
0 comments:
Post a Comment